Guru Madrasah Tuntut THR

Selasa, 07 Agustus 2012 – 07:31 WIB
PADEK---Meringankan beban menyambut lebaran Idul Fitri 1433 H mendatang, masyarakat Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak tuntut Pemerintah Kabupaten Solok berikan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk guru MDA/TPSA dan garin Masjid/Surau.  Kesejahteraan guru MDA/TPSA dan garin selama ini dianggap masih memprihatinkan, hidup dibawah garis standar.

Selain THR,  warga juga menuntut supaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok dapat memberikan honor buat kedua elemen masyarakat yang dianggap cukup berjasa ditengah-tengah masyarakat ini. Sebab pengabdiannya tidak hanya untuk mencerdaskan generasi penerus, tetapi juga untuk  kepentingan akherat. Sehingga perlu menjadi catatan serius oleh Pemerintah setempat, bahkan diperioritaskan dibanding program lainnya.

Keluhan ini terkuak sekaitan kunjungan Tim Ramadhan III Kabupaten Solok ke Masjid Nurul Huda, Nagari Aripan yang dipimpin Kapolres Solok Kota, AKBP Lutfi Martadian, didampingi Asisten Eksbang Kesra Setda Kabupaten Solok, Yunasman, Sekretaris Dewan, Hamdani Hasnam, Anggota DPRD Nazar Bakri, Camat X Koto Singkarak, serta rombongan lainnya, Sabtu (3/8). Dihadapan rombongan, jemaah mewakili masyarakta Aripan menuntut agar daerah mereka bisa mendapat perhatian lebih dari Pemkab Solok karena selama ini masih banyak kekurangan disana-sini, termasuk diantaranya bidang infrasruktur.

“Di daerah ini nilai-nilai agama cukup tinggi, semua Surau/Masjid aktif sebagai tempat ibadah dan kegiatan MDA/TPSA.  Cuma saja kami terkendala soal pemberian kesejahteraan guru dan garin, gaji yang mereka terima berasal dari sumbangan warga hanya berkisar dibawah Rp200 ribu perbulan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka terpaksa mencari usaha penambah gaji (umega) ke sawah, ke ladang,” tutur Mardan,45, yang juga tercatat  Wali Nagari Aripan.

Sebagai salah satu daerah pinggiran dan persimpangan dari empat penjuru di Kecamatan X Koto Singkarak, warga juga mengeluhkan sering terjadinya gangguan kamtibmas di Aripan, bahkan sepanjang lima tahun terakhir Aripan kerap dimanfaatkan sebagai daerah pelarian oleh pelaku kejahatan seperti  perampok dan pencuri, bahkan tempat pembuangan mayat. Begitupun daerah strategis kalangan muda-mudi untuk menebar maksiat, dan melakukan perbuatan asusila. Akibatnya, pemuda setempat dituntut untuk lebih intens melaksanakan pengawasan, ronda malam di titik-titik rawan.

Yunasman berjanji, pihaknya akan memperjuangkan semua aspirasi masyarakat ke Pemkab Solok, sehingga kedepannya guru MDA/TPSA dan garin secara berkesinambungan dapat diberikan honor melalui APBD. Menyangkut pembangunan infratruktur,  menurut Yunasman sejauh ini kepedulian Pemkab Solok untuk Nagari Aripan terbilang cukup.  Warga diimbau penuh kesadaran bersama-sama menjaga fasilitas yang ada.

Sementara, Kapolres Solok Kota, AKBP Lutfi Martadian, tidak menapik Nagari Aripan termasuk salah-satu daerah rawan terhadap gangguan kamtibmas, serta kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan sebagai tempat pelarian.  Kondisi alam nagari yang terdapat di ketinggian dan sepi penduduk disinyalir menjadi penyebab, ditambah Aripan merupakan daerah perlintasan.  Mengantisipasi terjadinya hal-hal tak diinginkan, warga diminta untuk selalu waspada.

“Menciptakan suasana kondusif, jajaran Polres Solok Kota dibantu Polsek Singkarak akan selalu stanby melayani masyarakat, bila ada indikasi mencurigakan segera menghubungi Polisi. Kebetulan sejauh ini sejumlah personel secara rutin menggelar patroli ke daerah ini, dan sebahagiannya berpakaian preman. Alhasil, angka gangguan kamtibmas dapat ditekan,”  kata Lutfi.

Dipenghujung acara, rombongan Tim Ramadhan III menyerahkan paket bantuan berupa Alquran, Alquran Tafsir plus uang tunai sebesar Rp6 juta rupiah pada pengurus masjid.(t)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Singgung Kasus Balaesang, FPR Tuntut Hak Petani

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler