Guru Olahraga Pukul Siswi hingga Berdarah

Kamis, 09 Februari 2017 – 16:51 WIB
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - jpnn.com - Guru olahraga di SDN dr Soetomo I, Surabaya dikabarkan memukul kepala salah seorang siswi kelas IV.

Akibatnya, GPR, siswi itu, terluka. Maria Goretti Yeti Rusdiana, sang ibu, menuturkan, putrinya tersebut mengeluh pusing saat pulang sekolah.

BACA JUGA: Guru Pukul Murid Sampai Kepalanya Berdarah

Putrinya mengaku telah dipukul gurunya. Yeti pun mengamati kepala putrinya yang terluka.

Dia lalu memberikan obat merah. "Ada luka darah kering," katanya.

BACA JUGA: LPAI: Libatkan Polisi dalam Pengamanan Sekolah

Sorenya, Yeti membawa anaknya ke klinik yang bisa menerima BPJS. Di klinik tersebut, dokter memberikan obat antinyeri.

GPR lalu bercerita tentang insiden saat dirinya berolahraga pada Selasa (7/2).

BACA JUGA: Teganya...Istri Hakim Siksa PRT Usia 10 Tahun

Para siswa diminta melompat berulang-ulang. Lantaran capek, GPR berhenti.

Namun, gurunya yang bernama Singgih Priyo Hardianto memukul GPR dengan menggunakan gagang sapu.

Saat beristirahat dan kembali masuk kelas, GPR mengeluh kepada wali kelasnya bahwa dia merasa pusing.

Curhatan GPR karena telah dipukul kepalanya itu membuat Yeti tidak terima.

Kemarin dia melapor kepada pihak sekolah bahwa putrinya telah dipukul hingga terluka.

"Saya totohan nyawa (bertaruh nyawa, Red) waktu melahirkan. Terus sekarang dia dipukuli," sesalnya.

Karena itu, Yeti datang ke sekolah dan meminta pihak sekolah tidak main fisik kepada anak didik.

"Namanya guru, digugu dan ditiru. Mendidik," tegasnya.

Perempuan single parent itu mengakui, anaknya memang cukup bandel.

Namun, dia tetap tidak terima jika anaknya dipukul dengan menggunakan gagang sapu.

Hal senada disampaikan rekan-rekan GPR. RJR, salah seorang kawannya, juga mengalami perlakuan serupa.

Namun, peristiwa itu terjadi pekan sebelumnya. RJR dipukul di bagian pinggul kanan saat jam olahraga.

Dia dan rekan-rekannya diminta lompat-lompat sebanyak 50 kali. "Terus karena capek, berhenti, lalu dipukul," ujarnya.

RJR mengaku dipukul dengan menggunakan pipa. RJR juga dijewer. Termasuk rekannya yang lain.

"Katanya saya ngelamun. Padahal, saya gak ngelamun," imbuh rekannya yang lain.

Pada kejadian yang menimpa GPR, kata RJR, saat dipukul Singgih, GPR mengucapkan kata kotor. Mendengar itu, Singgih pun kembali memukul GPR.

Sementara itu, Kepala SDN dr Soetomo I Rusjati Kusuma mengatakan, kasus itu sudah tuntas. Wali murid tidak menuntut secara hukum.

Wali murid juga sudah membuat surat kesepakatan yang ditandatangani berbagai pihak sebagai saksi.

Rusjati mengakui, tindakan Singgih yang memukul tersebut merupakan perbuatan keliru.

"Sebagai pendidik, mestinya tidak boleh memukul seperti itu," tuturnya. Saat ini sanksi yang diberikan masih berupa teguran.

Namun, jika Singgih kembali berulah, sanksinya bisa dikeluarkan dari sekolah.

Menurut dia, perbuatan Singgih dilakukan secara spontan. Saat itu, kata Rusjati, ada siswa laki-laki yang membawa gagang sapu.

Oleh Singgih, gagang sapu tersebut diambil. Kemudian, lantaran ada siswanya yang tidak kompak saat berolahraga, gagang sapu itu secara spontan digunakan untuk memukulnya.(puj/did/c7/dos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya Penyulut Rokok pada Gigi Dibekuk


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler