Guru SMAN 12 Kota Bekasi Kerap Pukuli Siswa

Jumat, 14 Februari 2020 – 09:16 WIB
Gedung SMAN 12 Bekasi di Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

jpnn.com, BEKASI - Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatulah menyesalkan tindakan anarkistis oknum guru SMA Negeri 12 Kota Bekasi. Dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua siswa.

"Saya khususnya sangat prihatin dan semoga tidak ada lagi kejadian seperti itu di sekolah," kata Inayatulah di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Kamis (13/2).

BACA JUGA: Beredar Video Kekerasan Guru kepada Siswa di SMAN Bekasi, Ini Reaksi KPAI

Dia mengaku akan merekomendasikan surat tembusan kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi agar guru yang bersangkutan dimutasi dari Kota Bekasi. Nantinya surat itu akan diteruskan ke Dinas Provinsi Jawa Barat.

"Karena memang kewenangan SMA/SMK berada di Provinsi Jawa Barat. Kota Bekasi hanya TK/PAUD/SD/SMP. Nah untuk kasus ini sebenarnya kami hanya untuk menstabilkan. Saya juga sudah panggil kepala sekolahnya," kata dia.

BACA JUGA: Minimalisir Kekerasan Siswa, Mendikbud Minta Kadis Proaktif

Humas SMA Negeri 12 Kota Bekasi Irnatiqoh mengaku jika pihak sekolah sudah memberikan teguran kepada guru Idayanto Muin. Ia mengatakan jika guru yang bersangkutan telah dinonaktifkan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

Menurut Irna kekerasan yang dilakukan Idayanto terhadap siswa bukan kali pertama. Pihak sekolah bahkan telah beberapa kali memberikan teguran terhadap Idayanto.

"Cuma terus dilakukan lagi. Pak I (Idayanto) itu kalau habis melakukan kekerasan kepada siswa selalu bilangnya khilaf, dan berjanji tidak melakukan perbuatannya," ucapnya.

Sebelum peristiwa pemukulan terhadap lima siswa, Idayanto juga telah berkomitmen secara lisan untuk tidak melakukan kekerasan terhadap siswa. Jika melakukan kekerasan Idayanto mengaku akan mengundurkan diri dari sekolah.

"Dan kemudian terjadi, tapi statusnya kami belum tahu karena kan PNS, kewenangan bukan di kami," ungkapnya.

Ia menjelaskan video yang beredar itu direkam oleh salah satu siswa kelas XI. Saat itu siswa sedang masuk dalam pelajaran olahraga.

"Direkam oleh anak laki-laki dari masjid, di zoom dan dilempar ke grup kelas. Nah, kalau yang memviralkan ke media sosial itu bukan siswa, melainkan siswa yang pernah sekolah di sini, sejak 2019 siswa itu sudah pindah," kata Irna. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler