MEDAN-Dumoli Manurung (54), oknum guru di SMAN 16 Medan, tewas mendadak di Jalan Marelan Raya Pasar II Barat Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.
Warga Pasar 4 Kecamatan Medan Marelan, ini meregang nyawa diduga akibat menderita sakit jantung saat sedang berkencan dengan seorang waria, Kamis (4/4) kemarin.
Tewasnya guru pendidik bidang study sejarah di SMAN 16 Jalan Kapten Rahmad Buddin Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, itu bermula pada saat Dumoli mengenderai sepeda motor Honda Supra Fit bernopol BK 4915 HL bertemu dengan Marsiah alias Setiawan, seorang waria yang sering mangkal dikawasan Pasar II, Marelan sekira pukul 05.30 Wib.
Dumoli lalu mengajak Setiawan melakukan hubungan sejenis dengan tawaran pembayaran Rp20 ribu untuk sekali berhubungan. Permintaan itu pun disetujui teman kencannya.
Kedua insan sejenis ini lalu menuju ke belakang bangunan toko spare part elektronik yang jaraknya sekitar 50 meter dari Simpang Pasar II Kecamatan Medan Marelan.
Di lokasi gelap gulita dipenuhi semak-semak, Dumoli yang mengenakan celana ponggol lalu menurunkan celananya. Sedangkan, teman kecannya mengambil posisi jongkok sambil memegang alat kelamin Dumoli.
Baru dua kali his***, oknum guru yang telah mengalami ereksi itu langsung terjatuh dan menimpa Setiawan yang persis berada di depannya.
"Baru dua kali aku his***, tiba - tiba dia terjatuh. Terus aku coba banguninya, tapi bapak itu tak sadar juga," ujar Setiawan tertunduk malu.
Bingung melihat kondisi Dumoli tewas dengan kondisi setengah bugil, Setiawan memilih pulang ke rumah kontrakannya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Setibanya di rumah, Setiawan menceritakan kejadian dialaminya kepada teman - teman waria lainnya.
"Lalu aku disarankan melaporkan kepada kepala lingkungan, lalu selanjutnya melapor ke polisi," katanya.
Petugas Polsekta Medan Labuhan yang turun ke lokasi kejadian setelah menerima laporan warga, kemudian menutupi jasad, Dumoli dengan spanduk.
Ketika akan dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan, seorang wanita boru Siahaan mengaku istrinya tiba - tiba datang sambil menangis histeris. Kepada polisi, ia meminta jasad suaminya untuk tidak di visum.
"Tidak usah dibawa ke rumah sakit, suami saya memang ada sakit jantung. Biar kami bawa pulang ke rumah saja dia," ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan, AKP Pahala Manurung SH mengatakan, jenazah, Dumoli telah diserahkan kepada pihak keluarganya setelah surat pernyataan tidak keberatan ditandatangani.
"Jenazahnya sudah kita serahkan atas permintaan pihak keluarga, dan mereka juga telah membuat surat pernyataan tidak berkeberatan," tandasnya.(rul)
Warga Pasar 4 Kecamatan Medan Marelan, ini meregang nyawa diduga akibat menderita sakit jantung saat sedang berkencan dengan seorang waria, Kamis (4/4) kemarin.
Tewasnya guru pendidik bidang study sejarah di SMAN 16 Jalan Kapten Rahmad Buddin Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan, itu bermula pada saat Dumoli mengenderai sepeda motor Honda Supra Fit bernopol BK 4915 HL bertemu dengan Marsiah alias Setiawan, seorang waria yang sering mangkal dikawasan Pasar II, Marelan sekira pukul 05.30 Wib.
Dumoli lalu mengajak Setiawan melakukan hubungan sejenis dengan tawaran pembayaran Rp20 ribu untuk sekali berhubungan. Permintaan itu pun disetujui teman kencannya.
Kedua insan sejenis ini lalu menuju ke belakang bangunan toko spare part elektronik yang jaraknya sekitar 50 meter dari Simpang Pasar II Kecamatan Medan Marelan.
Di lokasi gelap gulita dipenuhi semak-semak, Dumoli yang mengenakan celana ponggol lalu menurunkan celananya. Sedangkan, teman kecannya mengambil posisi jongkok sambil memegang alat kelamin Dumoli.
Baru dua kali his***, oknum guru yang telah mengalami ereksi itu langsung terjatuh dan menimpa Setiawan yang persis berada di depannya.
"Baru dua kali aku his***, tiba - tiba dia terjatuh. Terus aku coba banguninya, tapi bapak itu tak sadar juga," ujar Setiawan tertunduk malu.
Bingung melihat kondisi Dumoli tewas dengan kondisi setengah bugil, Setiawan memilih pulang ke rumah kontrakannya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi kejadian. Setibanya di rumah, Setiawan menceritakan kejadian dialaminya kepada teman - teman waria lainnya.
"Lalu aku disarankan melaporkan kepada kepala lingkungan, lalu selanjutnya melapor ke polisi," katanya.
Petugas Polsekta Medan Labuhan yang turun ke lokasi kejadian setelah menerima laporan warga, kemudian menutupi jasad, Dumoli dengan spanduk.
Ketika akan dibawa ke RSU dr Pirngadi Medan, seorang wanita boru Siahaan mengaku istrinya tiba - tiba datang sambil menangis histeris. Kepada polisi, ia meminta jasad suaminya untuk tidak di visum.
"Tidak usah dibawa ke rumah sakit, suami saya memang ada sakit jantung. Biar kami bawa pulang ke rumah saja dia," ungkapnya.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan, AKP Pahala Manurung SH mengatakan, jenazah, Dumoli telah diserahkan kepada pihak keluarganya setelah surat pernyataan tidak keberatan ditandatangani.
"Jenazahnya sudah kita serahkan atas permintaan pihak keluarga, dan mereka juga telah membuat surat pernyataan tidak berkeberatan," tandasnya.(rul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Anak Tiri Dicabuli, Pedagang Tahu Dibui
Redaktur : Tim Redaksi