jpnn.com - JAKARTA - Guru Swasta Lulus PG PPPK Sudah Dipecat, Pasang Emoji Menangis Banyak Banget.
Sebanyak 193.954 guru lulus PG PPPK 2021 masuk kategori Prioritas Satu (P1) pada seleksi PPPK 2022.
BACA JUGA: Ada Usulan Guru Lulus PG Tanpa Formasi PPPK Dijadikan GBS, SK Mendikbudristek, Setuju?
Para pelamar kategori P1 tersebut tidak perlu lagi ikut ujian seleksi PPPK 2022.
Jika sudah mendapatkan penempatan yang pengumumannya hingga 13 November 2022, mereka tinggal menanti pemberkasan NIP PPPK.
BACA JUGA: Buruh Pabrik Lulus PPPK Guru, Mas Nadiem Mengakui Masalah Rumit & Banyak Tantangan, Alamak!
Namun, dari 193.954 guru lulus PG 2021 hanya 127.186 yang aman karena sudah mendapatkan formasi.
Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendibudristek Nunuk Suryani saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Senayan, Jakarta, Kamis (3/11), menyebut 53.241guru lulus PG tidak bisa diangkat PPPK tahun ini karena formasinya tidak tersedia.
BACA JUGA: 6 Masalah Besar Honorer K2, Mulai Seleksi PPPK hingga Penghapusan, Ruwet!
Dari jumlah tersebut, banyak di antaranya yang merupakan guru di sekolah swasta.
Tidak sedikit dari mereka yang sudah dipecat oleh pihak Yayasan. Pasalnya, pihak Yayasan (sekolah swasta) beranggapan bahwa yang sudah lulus PG dan masuk kategori P1 itu bisa setiap saat tiba-tiba resign karena sudah mendapatkan SK pengangkatan dan penempatan sebagai guru PPPK di sekolah negeri.
Pihak sekolah swasta merasa lebih “aman” jika langsung mencari guru pengganti dan memecat guru yang sudah lulus PG PPPK.
Dengan alasan bukan hal gampang merekrut guru baru ketika guru lama yang sudah lulus PG tiba-tiba resign.
Saat rapat kerja dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim pada Kamis (1/11) ada anggota Komisi X DPR yang mengeluhkan masalah ini.
Seleksi PPPK guru dinilai berdampak pada sekolah swasta. Jika ada beberapa guru di sekolah swasta yang lulus seleksi PPPK guru, pihak Yayasan langsung kelimpungan mencari guru pengganti.
Menanggapi hal tersebut, Nadiem Makarim dengan enteng mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah menarik guru-guru swasta menjadi guru ASN PPPK.
Dikatakan, fenomena tersebut merupakan keinginan sendiri masing-masing guru swasta yang ingin beralih menjadi gusu ASN.
“Guru wasta bukan ditarik karena mereka pilih sendiri,” cetus Nadiem Makarim.
Keluhan Guru Swasta Lulus PG
Rapat kerja Komisi X DPR dengan Nadiem Makarim dan jajarannya, Kamis, ditayangkan di YouTube.
Kolom komentar channel Komisi X DPR di Youtube itu menjadi sarana para guru swasta lulus PG untuk menyampaikan curahan hati (curhat).
Marisa Tri Wulandari Putri, mengaku sebagai guru swasta lulus PG, menulis bahwa banyak rekannya yang menangis karena sudah dipecat.
”Banyak dari kami yang menangis karena kebijakan yang belum jelas, yang berimbas banyak guru swasta yang sudah dipecat dan harus berjuang mencari nafkah dengan cara lain,” tulis Marisa. Penulisan kalimat sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa.
“Mohon kepada pemerintah (Pak Menteri Pendidikan, Panselnas, BKN) bertindak adil kepada kami peserta P1 swasta untuk tidak diabaikan begitu saja nasib kami. Sampai saat ini kami banyak yang tidak dapat formasi dan tidak dapat melanjutkan pendaftaran pada seleksi 2022,” begitu kaliamt curhat Yovita Anggraeni
Dia juga mengatakan ingin beralih menjadi guru PPPK demi mendapatkan penghidupan yang layak.
“Niat kami ikut seleksi tahun 2021 untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak dengan mengabdi kepada negara melalui pendidikan.’
“Sebagai salah satu guru lolos PG dari swasta tentunya banyak dari kami yang mental (baca: tidak dapat formasi) di pengumuman penempatan pada Oktober ini. Kami hanya minta tolong selesaikan dahulu permasalahan kami sebelum melangkah pada P2, P3 pun umum,” tulis Alif Masrifah.
“Pertama-tama aktifkan tombol 'selanjutnya' terlebih dahulu agar kami tidak galau. Kalau pun tidak bisa diklik karena ada kesalahan pada data, tolong munculkan di notif kesalahan tersebut, jadi kami tahu letak kesalahan,” sambung Alif.
“Assalamualaikum, Bapak Menteri dan Bapak Dewan yang terhormat, mohon dengan sangat untuk menangapi masalah yang sekarang kami hadapi,” tulis Apep Rusli, sembari menyertakan emoji menangis sebanyak 27 biji. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu