SAN ANTONIO - Seorang guru Taman Kanak-kanak di kota San Antonio, negara bagian Texas, Amerika Serikat akan segera kehilangan jabatannya setelah diketahui memerintahkan lebih dari 20 orang siswanya untuk memukuli seorang anak lainnya yang dianggap sebagai “bully” atau pengganggu di sekolah. Dikutip dari Associated Press, Sabtu (16/6), sang guru perempuan itu melakukan hal ini setelah seorang rekannya sesama guru di Sekolah Dasar Salinas yang berlokasi di Distrik Judson mendatanginya dan meminta nasihat tentang cara mendisiplinkan anak 6 tahun yang dianggap sebagai bully tersebut.
Kedua guru kini sedang menjalani skorsing. Namun menurut juru bicara dewan sekolah Judson Steve Linscomb, si guru yang menyarankan pemukulan dipastikan tidak akan lagi bekerja di sekolah manapun di Distrik Judson. Sementara pihak kejaksaan negeri lokal sedang menyelidiki kejadian ini dan kemungkinan besar akan mengajukan tuntutan hukum dalam kurun waktu 30 tau 60 hari ke depan.
Berdasarkan laporan polisi, si guru memutuskan untuk mengajarkan ke si bocah nakal mengapa ‘bullying itu buruk” dengan memerintahkan teman-teman sekelas anak tersebut untuk memukulinya terus menerus. Disebutkan pula, guru tersebut baru menghentikan aksi pemukulan setelah salah seorang anak memukuli si bocah nakal dengan keras di bagian belakang kepala.
“24 anak memukuli anak saya dan katanya sebagian besar dari mereka memukulinya 2 kali,” Amy Neely, ibu dari anak 6 tahun bernama Aiden yang dipukuli. Perempuan tersebut tidak merinci apakah anaknya menderita cidera akibat pemukulan tersebut.
Neely mengatakan, buah hatinya bukanlah seorang anak yang nakal dan dirinya sama sekali tidak pernah mendapat laporan dari pihak sekolah soal ulah nakal anaknya. Dalam suatu sesi wawancara dengan stasiun TV lokal, Neely mengatakan bahwa dirinya ingin memastikan sang guru yang memerintahkan pemukulan tersebut tidak pernah mengajar di kelas lagi.
Si ibu tersebut menambahkan, beberapa teman sekelas Aiden sebenarnya tidak mau memukuli bocah tersebut. Tapi mereka tetap melakukannya karena takut dimarahi oleh ibu guru mereka. Polisi pun mengonfirmasi hal ini.
Menurut Neely, dirinya mengetahui apa yang terjadi pada anaknya setelah guru yang menyaksikan dan menghentikan kejadian tersebut melaporkan hal ini 2 minggu setelah kejadian. Neely sendiri baru melaporkan kasus ini ke polisi awal minggu ini.
Dewan sekolah Judson pertama kali memulai penyelidikan atas kasus ini tanggal 18 Mei lalu dan sampai saat ini menolak merilis identitas kedua guru yang terlibat. Guru yang pertama kali meminta Aiden untuk didisiplinkan dan menunggu lama untuk melaporkan kejadian ini telah mendapat surat peringatan keras.(AP/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkut Penumpang Mabuk, Pesawat Rusia Hilang
Redaktur : Tim Redaksi