Gurun pasir di Benua Australia merupakan yang termuda di dunia, sementara musim hujan di Utara Australia usianya jauh lebih tua. Hal ini terungkap dalam kajian mengenai sedimen lautan terbaru di Australia.Program Penemuan Lautan Internasional (IODP)  ini melibatkan  sejumlah ilmuwan dan kru kapal yang berlayar dari Darwin hingga Fremantle dan mengebor dasar lautan untuk menemukan lebih banyak bukti mengenai perubahan iklim. Kajian ini telah memperluas pengetahuan mengenai sejarah perubahan iklim di Australia hingga 50 juta tahun terakhir, dibandingkan hasil penelitian sebelumnya yang hanya menjangkau hingga 500.000 tahun kebelakang Kapal penelitian utama yang digunakan dalam riset ini, JOIDES Resolution, berlabuh di Darwin pada Rabu (1/10) setelah melakukan perjalanan selama dua bulan. Kepala perjalanan riset ini, Associate Professor Stephen Gallagher, dari Universitas Melbourne, mengatakan ilmuwan yang terlibat dalam perjalanan ini telah menemukan kalau gurun pasir di Australia hanya baru berusia 1,5 juta tahun dan merupakan yang termuda diantara gurun pasir yang lain di dunia. "Satu setengah juta tahun terdengar cukup tua bagi kebanyakan orang tapi gurun pasir di Australia ini sebenarnya tergolong muda dan kami berhasil mendapatkan bukti mengenai usia gurun pasir di Australia ini dari semua pasir yang jatuh ke laut, yang terpelihara dalam sedimen atau lapisandari pesisir laut di Australia Barat,” kata Gallagher. Sementara gurun pasir Australia masih berusia muda, musim hukan di Australia ternyata jauh lebih tua. "Bukti yang kami dapatkan menunjukan musim hujan di Australia di mulai jutaan tahun lalu. dan ini bukan sistem musim yang baru terbentuk,” kata Gallagher.  Gallagher mengatakan lapisan dibawah dasar laut dapat mengandung batuan dan Kerang laut yang bisa mengungkapkan informasi yang sangat penting mengenai bagaimana kondisi lingkungan telah berubah seiring dengan perjalanan waktu. "Kami mendapati sedimen dan mikrofosil terkait dengan terumbu karang di masa lampau, pantai dan perairan dalam dan perairan rendah dan bahkan juga area yang sebelumnya berada diatas permukaan air laut,” katanya. Gallagher mengatakan tim peneliti yang terlibat dalam riset ini telah mengambil sampel sedimen laut sepanjang lebih dari 5 kilometer yang berusia lebih dari 50 juta tahun. " Inti lapisan bumi terdalam yang kita miliki adalah 1,1 kilometer di bawah permukaan laut dan ini merupakan arsip yang menakjubkan karena berasal dari 6 juta tahun yang lalu.” "Namun sebagian dari sampel yang dapatkan dari lapisan sedalam 400- 500 meter diatas permukaan laut yang kita miliki ternyata berusia 50 juta tahun dan di satu area ada lapisan yang berusia 30 juta tahun,” "Kami menyelidiki laposan-lapisan ini sebagai penanda perubahan iklim atau tanda perubahan lingkungan," kata Gallagher. Gallagher mengatakan riset ini penting untuk memahami bagaimana iklim di Australia dapat mengalami perubahan juga di masa depan. "Sejarah dari iklim Australia terkait erat dengan kondisi laut di lepas pantai. "Dengan mempelajari sedimen laut kuno, kita dapat melihat bagaimana arus ini telah berubah sepanjang sejarah bumi, dan bagaimana itu mempengaruhi iklim Australia," katanya. "Dengan melihat penyebab dan dampak dari kondisi iklim masa lalu, kita juga bisa lebih memahami yang akan datang." Seorang ilmuwan yang telah bekerja dalam tim ekspedisi ini selama 21 tahun, Jim Miller, menggemakan sentimen Mr Gallagher tentang terobosan ekspedisi ini telah dibuat untuk penelitian Australia. "Ini telah menjadi ekspedisi menarik" katanya. Laporan ilmiah pendahuluan berdasarkan temuan dalam kajian ini menurut rencana akan dirilis  dalam waktu dua bulan mendatang. 

BACA JUGA: Ekonomi Merosot, Jumlah Turis China ke Australia Justru Meningkat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditanya Apakah Sudah Memaafkan Malcolm Turnbull, Tony Abbott Diam

Berita Terkait