jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PDIP Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah mengecam aksi pembakaran Al-Qur’an di Denmark.
Aksi pembakaran Al-Qur’an itu dilakukan oleh kelompok sayap kanan Patrioterne Gar Live.
BACA JUGA: Pembakaran Al-Quran di Ibu Kota Denmark Upaya Memprovokasi Muslim Sedunia
Gus Falah mengatakan bahwa kelompok kanan di Denmark itu berupaya meraih tujuan politik tertentu dengan mengapitalisasi sentimen ras, etnis, atau agama.
“Itulah politik identitas yang jahat," kata Gus Falah di Jakarta, Selasa (28/3).
BACA JUGA: Buntut Pembakaran Al-Quran, Warga AS di Turki Terancam Serangan Balas Dendam
Ketua Tanfiziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyatakan bahwa perilaku Patrioterne Gar Live itu sama jahatnya dengan pelaku pembakaran Al-Qur'an di Swedia beberapa waktu lalu oleh Rasmus Paludan.
"Mereka sama-sama pengusung politik identitas yang gemar meniupkan kebencian terhadap agama, bangsa, maupun ras tertentu," ungkapnya.
BACA JUGA: Kenneth PDIP Desak Pemprov Sikat Penjual Daging Anjing di Pasar Jakarta
Menurut dia, para pengusung politik identitas juga muncul di banyak negara di dunia ini.
Dia mengatakan bahwa di beberapa negara, seperti India, mereka bahkan bisa berkuasa dan melakukan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
Menurut Gus Falah, pengusung politik identitas juga berkuasa di Israel, yang bernaung di Partai Likud.
“Mereka makin memberangus kedaulatan Palestina dengan berencana membangun lebih dari 1.000 rumah baru bagi warga Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur," katanya.
Gus Falah mengingatkan masyarakat Indonesia akan bahaya politik identitas ini.
Pasalnya, beberapa kelompok di negeri ini masih menggunakan politik identitas untuk mencapai tujuan mereka.
"Bahkan, ada partai politik peserta Pemilu 2024 yang secara terang-terangan mengusung politik identitas. Semua harus mewaspadai kelompok semacam ini karena sejatinya politik identitas itu membahayakan persatuan nasional," pungkas Gus Falah. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi