Gus Falah Tanggapi Polemik Ceramah Ustaz Khalid Basalamah, Keras

Selasa, 22 Februari 2022 – 20:18 WIB
Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah. Foto: Dokumentasi pribadi Gus Falah

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah ikut menanggapi polemik ceramah Ustaz Khalid Basalamah, yang sebelumnya menyebut wayang haram.

Gus Falah mengajak masyarakat, khususnya umat Islam, lebih bijaksana dalam memilah ceramah sebagai rujukan.

BACA JUGA: Diduga Sindir Ustaz Khalid Basalamah, Gus Miftah Bilang Begini

"Ini penting untuk menghindari potensi umat Islam diombang-ambing pendapat dari pendakwah yang gemar mempertentangkan Islam dengan kebangsaan,” ujar Gus Falah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/2).

Menurut Gus Falah yang juga unsur ketua di PBNU, Ustaz Basalamah tidak akan mengerdilkan budaya wayang jika tidak punya orientasi memecah belah umat.

BACA JUGA: Sandy Tumiwa Resmi Laporkan Khalid Basalamah

Sebab wayang merupakan budaya yang hingga sekarang ini digemari sebagian besar masyarakat.

Selain itu, wayang juga dijadikan media oleh Wali Songo dalam mendakwahkan Islam di Nusantara.

BACA JUGA: Polri Bisa Ungkap Terorisme, Pasti Juga Bisa Ungkap Aktor Pengeroyok Ketum KNPI

Sekretaris Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu mengingatkan Ustaz Basalamah pernah membuat polemik dengan saran tidak ikut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Padahal, itu sebagai penghormatan yang sama halnya dengan hormat Bendera Merah Putih, ekspresi atas kecintaan pada tanah air.

“Bukan bentuk fanatisme buta yang kemudian dipersepsikan sebagai kesyirikan. Ini murni sikap atau ekspresi dari hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman),” kata Gus Falah.

Prinsip atau nilai hubbul wathan minal iman, kata Gus Falah, dijadikan jargon oleh ulama kala mengajak santri-santrinya melawan kezaliman penjajahan saat itu.

Bahkan, kata dia lagi, dengan prinsip tersebut, kemudian tercetus Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang pada perkembangannya berhasil menjadi pemantik perlawanan rakyat terhadap penjajah pada 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler