Gus Ipang Apresiasi Fokus Pembangunan SDM Jokowi di Periode Kedua

Selasa, 14 Mei 2019 – 14:36 WIB
Irfan Wahid (kanan). Foto: Humas Rapim Muslimat NU

jpnn.com, JAKARTA - Mengacu real count di laman Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Pilpres 2019 yang sudah mencapai 80 persen, Joko Widodo alias Jokowi kemungkinan besar akan kembali melanjutkan pemerintahannya untuk periode 2019-2024. Setelah di periode pertama bersama Jusuf Kalla, kini bersama Ma'ruf Amin.

Tekad Jokowi yang akan memfokuskan periode keduanya ke pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pun mendapat apresiasi banyak pihak.

BACA JUGA: 5 Komitmen Muhammadiyah, NU, FPI dan Sejumlah Ormas di DKI Jakarta Demi NKRI

Salah satu apresiasi datang dari Kelompok Kerja (Pokja) Industri Kreatif Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN). Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid, menyampaikan fokus Jokowi dalam pembangunan SDM sangat penting untuk mencetak insan-insan muda terampil dan kreatif yang akan menggerakkan ekonomi nasional ke depan.

“Fokus pembangunan periode kedua yang disampaikan Presiden Jokowi tidak berlebihan, mengingat berdasar Situng KPU, perolehan suara paslon 01 memang sudah sulit terkejar. Jadi kami menilai fokus Presiden Jokowi untuk membangun SDM 5 tahun ke depan sangat tepat,” kata Irfan, Selasa (14/5).

BACA JUGA: Hasil Pilpres 2019 Jabar: Jokowi 6, Prabowo 21, Lihat Rinciannya

Mengutip data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), kata Irfan, jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif terus meningkat tiap tahun. Pada 2015, misalnya, tenaga kerja di industri ini mencapai 15,9 juta orang, di 2016 sebesar 16,91 juta orang dan di 2017 sebesar 17,4 juta orang dan 2018 sekitar 18 juta orang.

(Baca Juga: Rekapitulasi Suara Manual Pilpres 2019: Jokowi vs Prabowo, Selisih Hampir 1 Juta)

BACA JUGA: Selamat Pagi! Suara Prabowo - Sandi Dekati 54 Juta, tetapi Masih Kalah 15,6 Juta

Menurut Gus Ipang, sapaan akrab Irfan, Indonesia membutuhkan tambahan 58 juta tenaga kerja terampil pada 2030. Kebutuhan ini pun masih harus menyesuaikan dengan kondisi industri dan perkembangan teknologi di masa depan.

“Oleh karena itu, upaya untuk terus mencetak insan-insan terampil dan kreatif sudah mejadi keharusan pemerintah, dan KEIN siap untuk terus membantu kerja-kerja Presiden Jokowi dalam mewujudkan ini,” kata anak dari ulama kondang Gus Solah ini.

Menurut Ipang, sebagai langkah konkret, pendidikan SMK sudah harus dispesifikasikan atau khusus untuk kebutuhan industri. Salah satunya dengan pembukaan jurusan-jurusan industri kreatif. Hal ini karena SMK yang seharusnya menjadi pencetak anak-anak muda terampil, masih menjadi penyumbang pengangguran terbesar saat ini, yakni 11,24 persen pada 2018.

“Industri kreatif harus bernafaskan kreativitas dan padat karya, sehingga dengan meningkatkan pertumbuhan industri ini, maka akan juga meningkatkan pertumbuhan lapangan pekerjaan dan menurunkan pengangguran,” imbuh pakar periklanan ini.

Ipang memaparkan, beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mendukung peningkatan human capital bagi industri kreatif yakni, pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, pembangunan politeknik/akademi komunitas di Kawasan industri, pengembangan “link and match” SMK dan industri.

“Serta pelatihan industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 yakni pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja,” ujarnya.

Seperti diberitakan, setelah fokus di urusan infrastruktur, Presiden Jokowi akan menitikberatkan pembangunan di masa pemerintahan keduanya ke urusan SDM. Menurut Jokowi, upaya ini paling sulit namun berimplikasi besar bagi bangsa. 

Data terakhir, kata Jokowi, 51 persen tenaga kerja Indonesia lulusan SD. “Ini persoalan yang harus diselesaikan besar-besaran, tidak hanya untuk 10-100 ribu orang,” kata Jokowi. (*adk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Mendadak Bertemu Prabowo di Kertanegara, Bahas Apa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler