Gus Jazil: Santri Harus Berani Tampil, Tak Boleh Minder

Rabu, 04 November 2020 – 09:39 WIB
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Ponpes Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah,Selasa (3/11). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meminta para santri untuk berani tampil ke pentas nasional dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab, para santri merupakan calon pemimpin di masa depan.

"Para santri dulu telah berbuat banyak untuk memerdekakan Indonesia. Kini saatnya para santri mengisi kemerdekaan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Jazilul Fawaid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pesantren Qamarul Huda Bagu, Lombok Tengah, NTB, Selasa (3/11).

BACA JUGA: Mbak Rerie: Peningkatan Kegiatan Ekonomi Harus Diikuti Langkah Nyata Pencegahan Covid-19

Pada acara sosialisasi kerja sama MPR dengan Lembaga Pemuda Nusantara yang dihadiri Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badruddin, Jazilul teringat masa-masa dia menjadi santri di Jawa Timur.

"Dulu ketika saya masih menjadi santri tidak ada bayangan menjadi wakil ketua MPR. Sekarang saya bangga berada di sini, di depan para calon pemimpin bangsa," ucap Gus Jazil -panggilan Jazilul Fawaid.

BACA JUGA: Habib Rizieq Pulang 10 November, Sudah Susun Jadwal Kegiatan

Dia mendorong agar para santri menguasai teknologi selain ilmu yang dipelajari di pondok pesantren.

"Kalau membaca kitab kuning, akidah, para santri sudah mahir. Tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi harus juga dikuasai anak-anak pesantren. Dulu ada BJ Habibie dari keluarga santri bisa membuat pesawat terbang," katanya memberikan contoh.

BACA JUGA: Pelaku Begal Akhirnya Dilumpuhkan di Jakarta Utara, Dihadiahi Timah Panas

Karena itu, Gus Jazil mendorong para santri untuk berani tampil dan menunjukkan prestasinya.

"Makanya untuk mengisi kemerdekaan ini para santri harus tampil ke depan. Tidak perlu minder. Biasanya anak-anak pesantren sering minder dan tidak percaya diri," katanya.

Selain itu, dia berpesan kepada para santri untuk tekun menuntut ilmu dan tidak menunda-nunda waktu untuk belajar.

Hal ini menurutnya sesuai dengan pesan KH Hasyim Asy'ari dalam bukunya berjudul Etika Guru dan Murid.

"Beliau mengingatkan hendaklah kepada anak-anakku menggunakan umurnya untuk memperoleh ilmu. Jangan terpedaya dengan kebiasaan menunda-nunda dan angan-angan panjang. Waktu yang sudah dilewati tidak akan kembali lagi," Gus Jazil menyitir pesan tersebut.

Gus Jazil juga menyampaikan bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dikenal dengan sebutan Empat Pilar MPR merupakan komitmen kebangsaan yang harus dijaga demi keutuhan bangsa.

"Di pesantren sudah diajarkan hubbul wathon minal iman, cinta kepada negara dan tanah air adalah bagian dari iman. Agama dan negara tidak dipertentangkan," tegasnya.

Hubbul wathon minal iman, lanjut Gus Jazil, adalah perjuangan murni pemikiran Nahdlatul Ulama. Ini menjadi fondasi bahwa negara ditopang oleh agama, dan agama ditopang oleh negara.

"Indonesia negara hebat. Agama bermacam-macam, berbagai suku, tetapi rakyatnya tentram dan tidak bertengkar, apalagi menggunakan kekerasan. Ini merupakan salah satu kontribusi para alim ulama dan para kiai, khususnya umat Islam," tambahnya.(jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler