Gus Menteri: Jangan Sekali-kali Rencanakan Pembangunan Keluar dari Akar Budaya

Sabtu, 29 Mei 2021 – 21:37 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengunjungi Alas Kedaton untuk bertemu dengan perangkat Desa Kukuh Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (29/5). Foto: Kemendes PDTT

jpnn.com, TABANAN - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengunjungi Alas Kedaton untuk bertemu dengan perangkat Desa Kukuh Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu (29/5).

Ini merupakan lanjutan dari kunjungan sebelumnya di Desa Kukuh Kecamatan Kerambitan. Dalam kunjungan itu, Mendes ditemani Nyai Lilik Umi Nasriyah dan Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan bertemu dengan warga dan para pendamping desa.

BACA JUGA: Gus Menteri Apresiasi Penanganan Sampah di Bali

Gus Menteri, sapaannya, juga menyerahkan plakat penghargaan kepada Desa yang telah menyelesaikan proses pendataan SDGs Desa.

Dia berharap proses upload data dan pendataan desa berbasis SDGs bisa segera dituntaskan.

BACA JUGA: Sambangi Tabanan, Gus Menteri: BUMDes Kunci Pemulihan Ekonomi

Pasalnya, jika perencanaan pembangunan desa berbasis data pasti sudah bisa menyusun program.

Perencanaan pembangunan yang ideal itu berdasarkan masalah yang dihadapi oleh desa agar sasaran pembangunan bisa terpenuhi.

BACA JUGA: Gus Menteri Tinjau Balai Pelatihan Masyarakat Denpasar

"Kunci untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adalah data," kata Gus Menteri.

Data yang sifatnya mikro validasinya terpercaya karena lebih detail datanya mengenai kondisi warga dan desa.

Dengan basis data ini maka jadi dasar yang baik untuk menentukan perencanaan pembangunan.

"Saya ingatkan sekali lagi, jangan sekali-kali menentukan rencana pembangunan keluar dari akar budaya masyarakat desa," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Saya yakin, kata Gus Menteri, jika perencanaan berbasis akar budaya maka serangan budaya apapun akan bisa diatasi.

"Ini poin ke-18 SDGs Desa yaitu Lembaga Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif," Kata Gus Menteri.

Bali adalah salah satu contoh terbaik untuk Budaya Desa Adaptif. Buktinya, dengan kehadiran wisatawan mancanegara dari berbagai penjuru, masyarakat Bali masih menggunakan baju adat dan rutinitas sembahyang pun masih dijalankan.

Hingga hari ini, dalam satu menit sekitar 50 ribu data yang telah berhasil diterima oleh Big Data Kemendes PDTT.

Turut hadir dalam pertemuan itu, PLT Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Rosyidah Rachmawati, PLT Kepala BPSDM Jajang Abdullah, dan Kepala Balai Pelatihan Masyarakat Denpasar Samuel Sine. (jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi, Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler