Gus Miftah Mengkritik, Jubir Timnas AMIN Singgung Kemampuan Berargumen Baik & Mantik

Minggu, 17 Desember 2023 – 22:00 WIB
Juru Bicara Bidang Santri dan Pesantren Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Muhammad Husnil. Foto: Instagram/muhamamd.husnil

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Muhammad Husnil menilai pendakwah kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah tidak mampu menyusun argumen yang baik dalam mengkritik.

Penilaian Husnil itu sebagai respons atas pernyataan Gus Miftah yang mempertanyakan etika Anies Baswedan sebagai capres pesaing Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

BACA JUGA: Bela Prabowo, Gus Miftah Soroti Etika Anies Ikut Pilpres?

“Gus Mitah salah prioritas menilai etika. Bila dulu pas di pesantren sering musyawarah atau bahtsul masail (kajian rutin yang biasa dilakukan di kalangan santri nahdiyin), pasti bisa menyusun argumen dengan baik karena memiliki dasar pengetahuan mantik (cara berpikir, red) yang cukup,” kata Husnil kepada media, Minggu (17/12).

Menurut Husnil, keputusan politik Anies maju sebagai capres tidak bisa disamakan dengan persoalan etika pada langkah Prabowo menggandeng Gibran Rakabuming RAka sebagai cawapres pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang cacat etika.

BACA JUGA: Prabowo Bilang Ndasmu Etik, Anies: Etika Itu Dimulai dari Kepala

Jubir Bidang Pesantren dan Santri Timnas AMIN itu menegaskan konteks pernyataan Anies tidak akan maju menjadi capres selama Prabowo masih sebagai kandidat presiden adalah untuk Pilpres 2019.

Adapun Anies menanyakan soal etika kepada Prabowo karena konteks pertanyaan itu berkaitan dengan keputusan Majelis Kehormatan (MK) MK.

BACA JUGA: Gus Miftah Bantah Sebut Anies Tidak Punya Etika

“Mana mungkin menyamakan persoalan etika yang dipertanyakan oleh Pak Anies Baswedan kepada Pak Prabowo terkait keputusan MKMK yang sah secara hukum, dengan persoalan janji personal Pak Anies tidak maju sebagai calon presiden 2019 dengan konteks sekarang,” ujarnya.

Jika memang Gus Miftah mau membandingkan, imbuh Husnil, semestinya pengasuh Pesanren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, itu juga membuat komparasi lain.

“Coba Gus Miftah bandingkan etika personal antara Anies Baswedan - Prabowo dengan Prabowo bersama pendukungnya di Pilpres 2019,” saran Husnil.

Prabowo dikenal memiliki pendukung yang militan pada Pilpres 2014 maupun Pilpres 2019. Namun, Prabowo justru memutuskan bergabung dengan pemerintahan Presiden Jokowi setelah mengalami kekalahan dalam dua pilpres.

Adapun Anies sudah berkali-kali membantah soal tuduhan ingkar janji itu. Capres dari Koalisi Perubahan itu menegaskan dirinya berkomitmen kepada Prabowo soal memegang jabatan gubernur DKI Jakarta 2017-2022 hingga masa jabatannya berakhir.

Oleh karena itu, Anies tetap bertahan sebagai gubernur dan tidak memotong pencalonan Prabowo di Pilpres 2019.

"Ketika sudah tuntas di Jakarta, saya jadi orang merdeka yang boleh mengambil keputusan apa pun," kata Anies saat ditanya mahasiswa Jambi, Kamis (14/12).

Gus Miftah yang kini dikenal sebagai pendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 itu disebut-sebut mengkritik Anies yang bertanya kepada capres bernomor urut 2 tersebut soal pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang cacat etika.

Sebuah laman berita mewartakan Gus Miftah dalam sebuah acara di Blitar, Jawa Timur, pada Jumat lalu (15/12/2023) membandingkan soal etika itu dengan langkah politik Anies menjadi capres pesaing Prabowo.

Memang dalam tayangan gelar wicara Mata Najwa, Anies yang menjadi gubernur DKI Jakarta pada 2017 karena bantuan Prabowo menyatakan tidak akan menjadi capres selama ketua umum Partai Gerindra itu maju sebagai kontestan pilpres.

Gus Miftah pun mengomentari langkah Anies ikut Pilpres 2024. “Coba, lebih tidak beretika mana, ketika Mas Prabowo menerima putusan MK dengan menjadikan Mas Gibran sebagai cawapres, dengan majunya Mas Anies sebagai capres,” katanya di hadapan para kiai yang berkumpul di Pondok Pesantren Al Kamal Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

Menurut Gus Miftah, dahulu Prabowo mengeluarkan uang ratusan miliar rupiah demi memenangkan Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

“Kemudian Mas Anies berjanji tidak akan maju sebagai (calon) presiden kalau Pak Prabowo (juga maju) sebagai (calon) presiden,” imbuh Gus Miftah.(jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lah, Prabowo Mengucap Pisuhan Ndasmu karena Ditanya soal Etika, Ada Apa?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler