jpnn.com - JOMBANG - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar hadir dalam haul ke-46 salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri, yang dirangkai dengan haul Nyai Nur Khodijah serta Milad ke-110 Ponpes Mambaul Maarif, Denanyar, Jombang.
Kiai Bisri Syansuri merupakan kakek buyut Gus Muhaimin sekaligus pendiri Ponpes Mambaul Maarif Denanyar.
BACA JUGA: Maruf Amin dan Gus Muhaimin Bakal Menghadiri Haul KH Bishri Syansuri
"Alhamdulillah, haul Mbah Bisri sekaligus Milad Ponpes Denanyar berjalan kancar. Mbah Bisri itu kakek buyut saya. Beliau pendiri Denanyar dan juga bersama-sama Hadratussyeikh Mbah Hasyim Asy'ari mendirikan NU," kata Gus Muhaimin, Selasa (31/12) malam.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat itu mengenang Kiai Bisri sebagai sosok yang punya prinsip kuat. Selain sebagai ulama, Kiai Bisri juga aktif memperjuangkan kepentingan umat di dunia politik.
BACA JUGA: Haul ke-33 Kiai Muhammad Iskandar, Gus Imin: Keteladanan Beliau Tak Bisa Terhapus
"Spirit Mbah Bisri terus saya jaga, saya jalankan sehari-hari. Apa itu? Ketegasan bersikap. Memiliki keteguhan prinsip, tidak pernah bergeming. Bahkan ketika beliau menjadi anggota DPR, tidak pernah mau menyetujui beberapa prinsip yang sekiranya bertentangan dengan keyakinan dan logika," ujar Gus Muhaimin.
Sementara itu, Ketua Dewan Syura DPP PKB KH Ma'ruf Amin menilai Kiai Bisri sebagai ulama paripurna. Di mata Kiai Ma'ruf, Kiai Bisri bukan hanya ahli fikih, tetapi juga ahli pemerintahan.
BACA JUGA: 1 Abad Ponpes Alfalah Ploso: Mengenang Cinta Nyai Rodliyah
"Mbah Bisri ini adalah ulama yang paripurna, jarang menemukan ulama seperti beliau. Sebagai ulama beliau sudah menyiapkan penggantinya yang yatafaqqahu fiddin. Mengapa? Karena ulama itu tidak hidup selamanya," ujar Kiai Ma'ruf.
"Itu saya kira sudah beliau pikirkan 110 tahun yang lalu, sehingga pesantren ini terus mencetak para kiai dan insyaallah akan berlanjut," katanya.
KH Bisri Syansuri adalah salah satu Pendiri Jam’iyyah NU yang lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1886. Kiai Bisri termasuk Muassis NU bersama Hadratussyekh KH M. Hasyim Asy’ari (Raisul Akbar) dan KH Abdul Wahab Chasbullah (Rais Aam).
Kiai Bisri menjadi pemegang tongkat estafet ketiga penanam fondasi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama yang dikenal ahli Fikih juga ahli politik Islam. Makam kakek KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari jalur Ibu itu berada di kompleks pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan