SURABAYA - Berlarutnya proses Pemilukada Jawa Timur terkait syarat dukungan ke pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawireja membuat KH Salahuddin Wahid merasa prihatin. Ulama kharismatis di Nahdlatul Ulama (NU) itu curiga ada pihak yang ingin Khofifah gagal jadi kontestan pada Pemilukada Jatim.
Gus Sholah -sapaan KH Salahuddin- menyebut KPU Jawa Timur sudah menunjukkan keanehan terkait adanya dukungan ganda dari partai politik non-parlemen ke Khofifah dan kubu pasangan lainnya. "Saya menangkap kesan ada kekuatan yang sengaja ingin menggagalkan pencalonan Khofifah dengan cara mengulur waktu dan melemparkan ke sana ke mari proses pengambilan keputusannya," tuturnya, Rabu (10/7).
Gus Sholah lebih lanjut mengatakan, bisa jadi upaya mengganjal Khofifah itu karena saat ini PKB dan Muslimat NU kompak dan solid dalam mengusung Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu. "Mungkin hal ini yang menimbulkan ketidaksenangan pihak tertentu sehingga berupaya agar jangan sampai pencalonan Khofifah lolos," ujar Gus Solah.
Karenanya Gus Sholah berharap KPU Jawa Timur bisa menunjukkan keputusan yang bertanggung jawab dan tidak memicu kontroversi yang memicu gejolak di tingkat bawah. "Saya khawatir terjadi gejolak di akar rumput jika sampai KPU memutuskan secara sewenang-wenang," ucap pria yang pernah menjadi calon wakil presiden mendampingi Wiranto pada Pilprres 2004 itu.
Untuk diketahui, saat ini Khofifah terganjal masalah persyaratan dukungan minimal. Sebab, ada dukungan ganda dari Partai Persatuan Nahdlatul Ulama Indonesia (PPNUI) dan Partai Kedaulatan (PK), yang dapat memengaruhi syarat dukungan kepada pasangan Khofifah-Herman.
Permasalahan kedua parpol tersebut secara ringkas sebenarnya sama. Yakni, ketua umum dan sekretaris jenderalnya berbeda soal arah dukungan. Saat ketum kedua parpol tersebut mengarahkan dukungan ke Khofifah, justru Sekjennya mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf.
KPU Jatim awalnya menyerahkan persoalan itu ke KPU pusat. tapi ternyata KPU pusat mengembalikan persoalan itu ke KPU Jatim.(jpnn)
Gus Sholah -sapaan KH Salahuddin- menyebut KPU Jawa Timur sudah menunjukkan keanehan terkait adanya dukungan ganda dari partai politik non-parlemen ke Khofifah dan kubu pasangan lainnya. "Saya menangkap kesan ada kekuatan yang sengaja ingin menggagalkan pencalonan Khofifah dengan cara mengulur waktu dan melemparkan ke sana ke mari proses pengambilan keputusannya," tuturnya, Rabu (10/7).
Gus Sholah lebih lanjut mengatakan, bisa jadi upaya mengganjal Khofifah itu karena saat ini PKB dan Muslimat NU kompak dan solid dalam mengusung Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu. "Mungkin hal ini yang menimbulkan ketidaksenangan pihak tertentu sehingga berupaya agar jangan sampai pencalonan Khofifah lolos," ujar Gus Solah.
Karenanya Gus Sholah berharap KPU Jawa Timur bisa menunjukkan keputusan yang bertanggung jawab dan tidak memicu kontroversi yang memicu gejolak di tingkat bawah. "Saya khawatir terjadi gejolak di akar rumput jika sampai KPU memutuskan secara sewenang-wenang," ucap pria yang pernah menjadi calon wakil presiden mendampingi Wiranto pada Pilprres 2004 itu.
Untuk diketahui, saat ini Khofifah terganjal masalah persyaratan dukungan minimal. Sebab, ada dukungan ganda dari Partai Persatuan Nahdlatul Ulama Indonesia (PPNUI) dan Partai Kedaulatan (PK), yang dapat memengaruhi syarat dukungan kepada pasangan Khofifah-Herman.
Permasalahan kedua parpol tersebut secara ringkas sebenarnya sama. Yakni, ketua umum dan sekretaris jenderalnya berbeda soal arah dukungan. Saat ketum kedua parpol tersebut mengarahkan dukungan ke Khofifah, justru Sekjennya mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf.
KPU Jatim awalnya menyerahkan persoalan itu ke KPU pusat. tapi ternyata KPU pusat mengembalikan persoalan itu ke KPU Jatim.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Banyak Masalah Daftar Pemilih
Redaktur : Tim Redaksi