jpnn.com, JAKARTA - Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf menilai pondok pesantren termasuk pihak yang paling terdampak dari pandemi Covid-19.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menganggap dampak itu tidak hanya meliputi soal materi, tetapi nilai fundamental tentang metode pendidikan di pesantren.
BACA JUGA: Hari Santri, Gus Yahya Beri 4 Saran Agar Pesantren Hidup di Tengah Pandemi
"Pandemi ini memang menjadi masalah yang fundamental bagi pesantren karena prinsip hidup dan tinggal bersama di pesantren ini. Ini bukan hanya soal metode pedagogi, tetapi ini sudah menyangkut nilai yang fundamental dalam wawasan keagamaan pesantren," kata dia dalam webinar Hari Santri Nasional 2021: Tetap Menyantri di Masa Pandemi, yang diselenggarakan JPNN.com, Kamis (21/10).
Menurut Gus Yahya, pesantren memiliki gagasan untuk hidup bersama antara guru dan muridnya.
BACA JUGA: Dapat 80 Persen Dukungan, Gus Yahya Siap Mengabdi untuk NU
Praktik tersebut diharapkan bisa mentransformasikan ilmu yang dimiliki oleh guru kepada santri.
"Jadi, pesantren itu mengandaikan pendidikan bukan sekadar pengajaran kognitif, tetapi harus sampai kepada transfer spritual. Apa yang disebut sebagai cahaya hidayah dari guru kepada murid kemudian diistilahkan sebagai irsyad. Jadi, bukan hanya taklim," kata dia.
BACA JUGA: Hari Santri di Masa Pandemi, Semoga Tak Ada Klaster Pesantren Lagi
Gus Yahya menyadari terdapat tantangan global bahwa santri harus mengikuti zaman, seperti di era industri 4.0.
Namun, dia mengingatkan negara juga harus menjamin metode pendidikan di pesantren bisa dilaksanakan dengan caranya sendiri.
"Berkumpulnya santri dengan kiai itu prinsip," kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga