Gus Yaqut Beberkan 3 Masalah Besar Indonesia

Sabtu, 26 Agustus 2017 – 22:38 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, RIAU - Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, keberagamaan merupakan sebuah keniscayaan bagi bangsa Indonesia.

Karena keberagaman berhasil membuat bangsa Indonesia menjadi besar.

BACA JUGA: Pancasila Energi Positif Satukan Kebinekaan Indonesia

Menurut Gus Yaqut, sapaan akrabnya, Indonesia didirikan seluruh komponen bangsa, berbagai agama, suku, etnis, dan kelompok, termasuk para kiai Nahdlatul Ulama. 

Karena itu, tidak pada tempatnya jika ada kelompok yang ingin menyeragamkan Indonesia dan menghilangkan keberagaman yang ada.

BACA JUGA: Buka Rakernas PAN, Zulkifli Hasan Sebut Indonesia Dikepung Salah Paham

"Seluruh komponen bangsa turut mendirikan Indonesia. Ada agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, dan lain-lain. Ada suku Jawa, Sunda, Batak, etnis Tionghoa, dan lainnya. Jadi Indonesia itu milik semua," tegas Gus Yaqut di hadapan ratusan orang dari berbagai kelompok masyarakat yang menghadiri acara Menjaga Indonesia: Kongkow Bareng Gus Yaqut di Hotel Alpha, Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/8).

Panglima tertinggi Banser NU tersebut mengatakan, masyarakat harus melawan jika ada kelompok atau pihak yang merongrong persatuan, kebinekaan, dan ingin mengganti negara menjadi khilafah islamiyah.

BACA JUGA: Di Depan 10 Ribu Ansor dan Banser, Gus Yaqut Gelorakan Slogan Kita Ini Sama

Dia menjelaskan, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi tiga masalah besar.

Yakni, masalah konsensus nasional, klaim keagamaan, dan masalah mayoritas yang lebih memilih diam.

Dalam hal konsensus nasional, Gus Yaqut mengatakan, hal tersebut terlihat dari pihak yang menentang terbitnya Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Ormas.

Padahal, perppu tersebut untuk melindungi NKRI dari kelompok radikal yang bertujuan mengganti negara.

Selanjutnya, ujar dia, masalah klaim keagamaan. Saat ini, muncul kelompok mengatasnamakan Islam dan memerangi pihak yang tidak sama dengan mereka.

"Seakan-akan yang tidak seperti mereka bukan Islam dan harus diperangi dan nonmuslim dibilang kafir. Klaim keagamaan yang sesat ini bisa menjadi ancaman keberagaman NKRI," kata Gus Yaqut.

Masalah ketiga, fenomena diamnya mayoritas atas situasi ini.

"Sebenarnya sebagai mayoritas kita memiliki kekuatan lebih untuk menghadapi kaum minoritas yang ingin merongrong NKRI. Saya berharap masyarakat jangan diam lagi menghadapi persoalan bangsa, khususnya menghadapi kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Jumlah kita ini besar dibanding mereka. Ayo, jangan takut, bersama kita hadapi mereka. Apalagi mereka tidak punya jejak sejarah dalam mendirikan negara ini," tegas Gus Yaqut.

Karena itu, lanjutnya, Ansor dan Banser bertekad tetap menjaga Indonesia dengan kebinekaan.

Bagi Ansor dan Banser, menjaga Indonesia sama dengan menjaga warisan kiai-kiai NU yang ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mau Merusak Indonesia dengan Intoleransi? Simak Nih Pesan Panglima TNI


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler