jpnn.com, TULUNGAGUNG - Gagasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut tentang perlunya pembacaan doa semua agama yang diakui di Indonesia pada acara-acara resmi di kemenag mendapat kritikan dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.
Anwar Abbas menilai Gus Yaqut gagal paham dalam memaknai toleransi beragama.
BACA JUGA: Kritik Tajam Buya Anwar MUI untuk Ide Gus Yaqut tentang Doa & Salam Semua Agama
Gus Yaqut menyatakan wacana pembacaan doa lintas agama yang sempat dia lontarkan masih sebatas saran untuk dilakukan di internal Kementerian Agama.
"Itu kan bersifat internal, di lingkungan Kemenag. Itu pun hanya untuk kegiatan berskala besar seperti dapat besar seperti Munas (musyawarah nasional)," kata Gus Yaqut yang juga Ketua Umum GP Ansor tersebut saat dikonfirmasi awak media usai mengisi seminar pemikiran di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (6/4).
BACA JUGA: Guru Agama Honorer Kebumen Bertemu Petinggi Kemenag, Gus Yaqut Sedang Tak Enak Badan
Gus Yaqut menjelaskan pembacaan doa lintas agama didasari asumsi bahwa Kementerian Agama tidak hanya menaungi satu agama saja. Melainkan semua agama yang ada dan diakui di Indonesia.
"Ingat, ini Kementerian Agama. Menaungi semua agama yang diakui di negara ini. Bukan Kementerian Islam yang hanya menaungi satu agama Islam saja," tegasnya.
BACA JUGA: Hamka Hamzah Mendapatkan 5 Pemain RANS Cilegon FC, Bagaimana Cristian Gonzales?
Oleh karenanya, doa lintas keyakinan dirasa perlu dilakukan agar menjadi representasi keterwakilan masing-masing pemeluk agama yang ada di lingkup organisasi kepegawaian Kemenag.
"(Bukankah) negara ini didirikan oleh banyak agama. Bukan Islam saja," tegasnya.
Dalam forum seminar pemikiran di hadapan ratusan dosen alumni PMII di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Gus Yaqut mencontohkan kegiatan munas di lingkungan Kemenag yang selalu diawali dengan pembacaan doa bersama secara Islam.
Menurut dia, tujuan mulia dari pembacaan doa tersebut adalah memohon keselamatan kepada Allah SWT, agar pegawai diingkungan Kemenag dijauhkan dari perbuatan munkar dan korupsi.
"Orang yang ingat dengan Tuhannya, dia tidak akan berani ngutil (mencuri/korupsi)," kata Gus Yaqut.
Jadi, lanjut dia, doa lintas agama itu maksudnya adalah untuk mengingatkan agar masing-masing umat di lingkup Kemenag tidak akan 'ngutil', tidak korupsi.
"Supaya juga tidak ada kesan yang berpotensi korupsi itu (pegawai) yang beragama Islam saja," imbuhnya.
"Asumsi saya, orang yang ingat kepada Tuhannya, maka dia tidak akan korupsi," kata Gus Yaqut. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Soetomo