Gus Yusuf: Wajar jika PKB Dijatah 5 Kursi Menteri

Minggu, 13 Oktober 2019 – 15:24 WIB
Presiden Jokowi bersama KH Ma'ruf Amin di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis malam (27/6). Foto: Agus Suparto/Fotografer Istana Kepresidenan

jpnn.com, SEMARANG - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merasa sangat wajar jika nantinya mendapat jatah lima kursi menteri di Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.

Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori mengatakan, partainya mulai menyiapkan kader-kader terbaiknya untuk posisi menteri.

BACA JUGA: 8 Nama Dianggap Pantas Kembali jadi Menteri, Pak Budi dan Bu Rini Diragukan

"PKB selalu siap untuk diajak bicara tentang komposisi kabinet dan menyiapkan kader terbaiknya untuk duduk di kursi menteri," kata KH M Yusuf Chudlori, saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Minggu (13/10).

Gus Yusuf, panggilan akrabnya, mengatakan penyiapan nama-nama calon menteri itu wajar karena PKB adalah partai pengusung pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.

BACA JUGA: Kalau Jokowi dan Prabowo Sudah Begini, Hampir Pasti Gerindra Dapat Jatah Menteri

Bahkan, lanjut Gus Yusuf, PKB menjadi faktor penentu kemenangan pasangan Capres Jokowi-Amin, khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Dalam koalisi itu, PKB tidak hanya sebatas pengusung, tapi sangat terasa struktur dan caleg-caleg PKB bergerak masif untuk memenangkan pasangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf," ujarnya.

BACA JUGA: Gerindra Mendapat Jatah Menteri? Santai Saja Bro

PKB juga menjadi salah satu faktor penentu kemenangan pasangan Capres Jokowi-Amin melalui kerja keras jaringan perempuan Nahdlatul Ulama yang dikonsolidasi Wakil Ketua Umum PKB Ida Fauziyah yang diakui oleh para pengamat politik dengan membandingkan hasil Pilgub Jateng 2018.

Lebih lanjut Gus Yusuf menyebut peran PKB dalam menangkal isu-isu negatif bagi pasangan Capres Jokowi-Amin pada Pilpres yang lalu dengan membuka lebar ruang ke pondok-pondok pesantren.

"Seperti kita tahu, menjelang pilpres suasana pembelahan masyarakat sangat terasa, bahkan menjurus perpecahan dengan isu SARA. Dengan hadir di pondok pesantren saja, secara otomatis menepis isu negatif yang menimpa Pak Jokowi, bahkan kiai-kiai PKB dalam setiap pengajiannya tidak pernah capek menjelaskan sosok Pak Jokowi dan prestasinya serta menangkal isu-isu negatif. Saya kira Pak Jokowi paham ini," katanya.

Di Jawa Tengah, Jokowi-KH Ma'ruf Amin mendapat jumlah suara yang spektakuler dengan meraih 16.825.511 suara atau 77,29 persen suara sah. Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 4.944.447 suara atau 22,71 persen dari total suara sah.

Dengan demikian, ada selisih 11.881.064 suara antara pasangan calon nomor 01 dan nomor 02. Jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2014, imbuh Gus Yusuf, jelas kenaikan perolehan suara capres yang diusung PKB di Jawa Tengah sangat signifikan.

Saat itu suara Jokowi-Jusuf Kalla mencapai 12.959.540 suara, sedangkan perolehan Prabowo-Hatta sebanyak 6.485.720 suara dengan selisih suara masing-masing pasangan sebanyak 6.473.820 suara.

Gus Yusuf menjelaskan bahwa PKB merasionalisasi dukungan kerja keras PKB dengan alokasi kursi menteri.

"Pada 2014, PKB mendapat empat kursi. Kalau hari ini diberi lima menteri, saya kira wajar dan logis. Saya optimistis Pak Jokowi menaruh perhatian terhadap peran PKB dan jatah menteri untuk PKB," ujarnya. (Antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler