GWK Punya Mahkota Berlapis Emas setelah 28 Tahun Dibangun

Minggu, 20 Mei 2018 – 23:23 WIB
PASANG MAHKOTA: Setelah melalui proses upacara ngrastiti dan pacaruan, mahkota untuk patung GWK akhirnya terpasang, Minggu (20/5). Foto: Agung Bayu/Bali Express

jpnn.com, BADUNG - Mosaik berlapis emas untuk mahkota patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Kuta Selatan akhirnya telah terpasan. Pemasangan mahkota seberat 3,5 ton, Minggu (20/5) itu tersebut membuat hadirin terharu.

Pemasangan mahkota merupakan bagian dari finishing patung yang ditargetkan rampung Agustus atau paling lambat Oktober itu. Mahkota tersebut merupakan modul ke-259 dari total 754.

BACA JUGA: Seniman India Bantu Memulihkan Industri Pariwisata Bali

Suasana bahagia dan haru tampak menyelimuti pemasangan mahkota GWK. Maestro GWK Nyoman Nuarta dan Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika yang hadir pada pemasangan mahkota itu tampak terharu.

Ada ritual tertentu sebelum mahkota dipasang. Di antaranya adalah ngrastiti dan pacaruan yang dimulai sekitar pukul 08.30 WITA.

BACA JUGA: Tak Mau Kalah Lagi, PDIP Bakal Habis-habisan di Pilgub Bali

Tak tanggung-tanggung, lima orang sulinggih dihadirkan untuk memimpin upacara. Yakni Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Telabah Denpasar, Ida Pedanda Gede Oka Mas dari Griya Satria Denpasar, Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten dari Griya Kediri Sangeh, Ida Pedanda Budha dari Griya Gunung Sari Peliatan Ubud, serta Ida Rsi Agung Dewan Pemecutan.

Usai ritual sekitar pukul 10.30, mahkota dikerek dan dipasang di atas kepala Dewa Wisnu. Tabuhan baleganjur mengiringi prosesi tersebut.

BACA JUGA: Ada Kode Gubernur Pastika Dukung Calon PDIP di Pilgub Bali

Sorak-sorai hadirin menggema. Nuarta mengaku harus menempuh perjalanan yang panjang untuk mewujudkan GWK yang lebih tinggi dari Patung Liberty di New York itu.

“Selama 28 tahun kami berjuang dan kini hampir selesai. Perjalanan panjang yang kami tempuh hingga selesainya pemasangan mahkota hari ini semua terharu,” ungkapnya.

Nuarta yang kini telah berusia 67 tahun mengaku mendekati Gubernur Pastika demi menyelesaikan GWK. Pasalnya, jika mereka berdua suatu saat telah tiada, pembangunan patung itu diragukan bakal kelar.

Seniman asal Tabanan tersebut tak menampik banyak kendala yang dihadapi dalam proses pembangunan patung itu, terutama masalah dana. Sebab, bahannya diimpor dari beberapa negara seperti Jepang, Eropa, hingga Amerika Latin.

“Ada yang berpikir juga ini pakai uang negara. Ini uang investasi murni. Dahulu pakai uang saya sendiri. Karena krisis akhirnya kami cari investor. Saat ini saya tak punya saham di sini, selain sebagai seniman. Kenapa? Karena saya tak punya niat untuk memiliki patung ini, yang penting jadi. Ini milik kita bersama,” tegasnya.

Nuarta mengatakan, proses pengerjaan patung sudah hampir rampung. Targetnya, patung seberat 4.000 ton itu tuntas pada Oktober mendatang.

Nuarta juga mengajak generasi muda agar mengembangkan seni dan tak takut bermimpi. Apalagi, seni di Bali berkaitan erat dengan pariwisata yang menghasilkan pemasukan nomor dua terbesar setelah miigas.

“Kita ini makan dari budaya. Kita lewat jalan yang indah itu dari budaya. Memang yang membisniskan budaya itu adalah paiwisata. Kita harus saling mendukung,” pintanya.

Sedangkan Gubernur Pastika menyatakan keharuannya seiring tuntasnya GWK. Namun, Pastika mengaku sempat bersedih karena banyak penggagas patung GWK yang telah wafat.

“Akhirnya hari ini hati saya gembira setelah menyaksikan proses pemasangan mahkota. Ini adalah sebuah proses bersejarah yang luar biasa,” ujarnya.

Seperti diketahui, GWK memiliki tinggi 121 meter di atas permukaan tanah atau 271 meter di atas permukaan laut. Beratnya mencapai 4.000 ton dan berdiri di atas lahan dengan total luas 60 hektare.

GWK bermula dari gagasan Nyoman Nuarta bersama Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) 1993-1998 Joop Ave. Peletakan batu pertama GWK dilaksanakan di kawasan taman kebudayaan di Bukit Ungasan Jimbaran pada tahun 1997.(bx/adi/bay/yes/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Pastika Anggap Imigrasi Bandara Ngurah Rai Tak Ramah pada Lansia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler