jpnn.com, ANKARA - Lima hari sebelum digelarnya salah satu pemilihan umum paling penting dalam sejarah Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan resmi menaikkan gaji pegawai negeri sipil (PNS) sebesar 45 persen.
Kemenangan pada pemilu 14 Mei nanti akan menjadikan Erdogan presiden Turki pertama yang berkuasa tiga periode.
BACA JUGA: Erdogan Ngebet Jadi Presiden 3 Periode, Begini Janji-Janji Manisnya
Namun, hasil survei terbaru menunjukkan bahwa capres kubu oposisi, Kemal Kilicdaroglu bukanlah lawan enteng.
Tak heran, keputusan menaikkan gaji PNS dipandang sebagai upaya sang petahanan menarik simpati pemilih.
BACA JUGA: Al Aqsa Diserbu, Erdogan Sampaikan Pesan Tegas untuk Israel Sobat Turki
Politico melaporkan bahwa kenaikan upah bulanan yang signifikan itu akan dinikmati lebih dari 700 ribu pekerja publik Turki.
“Kami menaikkan upah sebesar 45 persen, termasuk tunjangan kesejahteraan, sehingga meningkatkan upah minimum pekerja publik menjadi 15.000 lira (Rp 11.353.733),” kata Erdogan di Ankara, Selasa (9/5).
BACA JUGA: Telepon Presiden Israel, Erdogan Tegaskan Komitmen Turki Memperkuat Hubungan
Erdogan pun mengisyaratkan pemerintahnya akan terus berupaya menaikan gaji dan uang pensiun pegawai negeri.
Pengumuman tersebut menjadi trending topik dan menimbulkan kritik di Twitter. Sebagian warganet menilai pegawai negeri tidak layak dibayar lebih tinggi dari insinyur.
Janji manis itu juga dinilai tidak realistis di tengah inflasi Turki yang mencapai dua digit, krisis mata uang, dan biaya hidup yang makin mencekik rakyat.
Dalam kampanye akbar di Istanbul akhir pekan lalu, Erdogan membanggakan prestasi ekonomi pemerintahannya.
Pemimpin 69 tahun mengeklaim bahwa rezimnya telah sukses melipatgandakan pendapatan nasional.
"Selama 21 tahun, kami telah menyediakan pekerjaan dan makanan pada 21 juta orang tambahan ke populasi kami. Kami membangun 10,5 juta rumah baru dalam 21 tahun dan menyediakan rumah-rumah untuk keluarga," ujar bos Partai AK itu di hadapan sekitar 1,7 juta pendukungnya.
Dia pun berjanji untuk lebih meningkatkan industri pertahanan negara.
Mengenai energi, Erdogan mengingatkan kembali mengenai cadangan gas dan minyak bernilai miliaran dolar yang ditemukan di Laut Hitam dan di selatan wilayah Gabar, Turki, yang telah digunakan untuk kepentingan bangsa Turki.
Erdogan juga mengatakan pemerintahannya sedang melaksanakan "Proyek Terowongan Great Istanbul," yang dia sebut "akan menjadi terowongan ketiga yang melewati bawah Laut Marmara."
"Kita sedang mempersiapkan Istanbul untuk Abad Turki, dan Istanbul akan menjadi lokomotif untuk kebangkitan Abad Turki," tambahnya.
Untuk diketahui, Erdogan menjabat sebagai perdana menteri Turki dari 2003 sampai 2014. Dia kemudian memenangkan pemilu presiden 2014 dan 2018.
Artinya, rezim Erdogan sudah berkuasa di Turki selama 20 tahun.
Konstitusi Turki sebenarnya membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode saja.
Namun, berkat referendum 2017 yang dimotori kroni-kroninya, Erdogan mendapat celah untuk melangkahi ketentuan tersebut. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif