Haas, Tim Amerika yang Masuk F1 dengan Rendah Hati

Minggu, 20 Maret 2016 – 09:16 WIB
SEJARAH PANJANG: Bintang Haas Esteban Gutierrez memacu mobilnya dalam kualifikasi di Albert Park kemarin. Haas punya banyak pengalaman di dunia motorsport Amerika. FOTO: BOBBY ARIFIN/JAWA POS

jpnn.com - Formula 1 punya tim baru tahun ini. Haas adalah tim pertama asal Amerika Serikat sejak sekitar 30 tahun lalu. Dan mereka bergabung dengan penuh kerendahan hati, tergambarkan dari pembawaan dan omongan sang bos: Gene Haas. 

ADA 22 mobil di grid Formula 1 2016. Ada tambahan sepasang mobil Haas-Ferrari, dikendarai Romain Grosjean dan Esteban Gutierrez. 

BACA JUGA: Ini yang Dirasakan Rio Bisa Cepat dari Pascal

Jangan tertipu oleh corak mobil itu yang “sederhana”, dominan putih dengan aksen hitam dan merah, plus bumbu bendera Amerika di sirip depan sidepod. Mobil itu tergolong sophisticated untuk ukuran tim baru F1. Dia punya banyak komponen yang sudah teruji kemampuannya. 

Mesinnya Ferrari. Girboksnya Ferrari. Plus banyak komponen lain dicomot langsung dari Ferrari. Termasuk setirnya!
Tim ini punya potensi untuk langsung bersaing di papan tengah!

BACA JUGA: Kunjungi Paris, Pogba Tengah Negosiasi dengan PSG?

Di arena motorsport secara keseluruhan, Haas juga sangat kondang. Di tangan Gene Haas, tim ini meraih banyak sukses di daratan Amerika. Khususnya di arena NASCAR. 

Nama besar Haas, ditambah potensi langsung menggebrak di papan tengah, tidak membuat tim ini masuk dengan penuh kesombongan. Penampilannya tetap sederhana seperti penampilan mobilnya. 

BACA JUGA: Jadi Ajang "Menyerah", Sistem Kualifikasi Baru Banyak Dikecam

Bertemu dan mendengarkan Gene Haas berbicara, karakter simpel itu merupakan “keturunan” dari sang bos berusia 63 tahun itu. 

Di hadapan media, Haas menegaskan dirinya (dan timnya) masih perlu banyak belajar. Kedua kaki harus selalu menginjak bumi, jangan pernah melupakan kenyataan kalau mereka adalah pemain baru di era modern F1. 

‘’Kita bisa menonton balapan sepanjang hidup kita, tapi sangat beda dengan kalau menjadi peserta,’ tutur Haas. “Karena hanya dengan jadi partisipan kita bisa benar-benar memahami dan belajar untuk menghargai tim-tim yang sudah duluan di sini. Dan betapa beratnya kemampuan teknis yang harus dimiliki untuk ikut lomba,’’ paparnya. 

Sukses di NASCAR belum tentu akan sukses juga di F1. Haas menegaskan timnya akan membangun sukses itu secara bertahap. 

‘’Saya rasa, kalau kita terlalu percaya diri, maka kita akan dengan cepat jatuh ke tanah. Saya kira tahun pertama adalah untuk berpartisipasi, tampil kompetitif, dan tidak membuat banyak ke- salahan. Itu saja sudah pencapaian luar biasa,’’ beber Haas. ‘’Saya tahu pembalap kami berharap bisa mencetak poin. Kalau iya, maka itu adalah sebuah pencapaian hebat,’’ tambahnya. 

Pendekatan Haas ini mendapat banyak pujian dari bos-bos lain di F1, yang dalam sejarahnya dijuluki sebagai “Kelompok Hiu”, siap memangsa sesama yang lemah. 

Toto Wolff, principal Mercedes, menyebut pendekatan Haas ini adalah yang paling tepat. ‘’Dia telah meraih sukses di NASCAR, dan juga di perusahaannya sendiri (Haas Automation, salah satu produsen mesin CNC terbesar di dunia, Red). Saya tak meragukan lagi dia akan meraih sukses di sini,’’ ucapnya. 

Dan Wolff menegaskan, sebagai pengusaha, Haas telah meraih sukses lebih besar daripada semua principal yang ada di F1! 

Cyril Abiteboul, principal Renault, menambahkan bahwa tim-tim lain yang masuk F1 dengan “kebanyakan gaya” pada akhirnya justru yang sekarang hilang. 

‘’Banyak orang datang dengan rencana-rencana besar, bersedia mencoba hal-hal yang berbeda,’’ kata Abiteboul. ‘’Saya kira jangan mencoba untuk melakukan hal- hal yang terlalu berbeda. Karena resep-resep lama masih sangat berguna,’’ imbuhnya. 

Pujian terbesar, tentu datang dari Ferrari, supplier utama Haas. 

‘’Dia (Gene, Red) adalah orang yang serius, bisa dipercaya secara finansial, penuh komitmen, dan punya banyak pengalaman,’’ ucap Maurizio Arrivabene, principal Kuda Jingkrak. 

‘’Saya harus mengucapkan selamat kepada orang-orang seperti Gene Haas. Mereka ingin invest di Formula 1, menyikapinya secara sangat serius, bukan sebagai spekulasi,’’ lanjut Arrivabene. 

Tentu saja, ini masih tahun pertama Haas. Masih belum tentu situasi masih menyenangkan dalam dua atau tiga tahun ke depan. 

Menyikapi itu, Gene Haas mengaku tidak gentar. ‘’Saya sadar akan menghadapi masa-masa sulit. Tapi saya tak sabar menghadapinya. Saya tak sabar menghadapi tantangan-tantangan itu,’’ pungkasnya. (azrul ananda/bobby arifin/candra kurnia) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersingkir dari Liga Champions, Juventus Kini Fokus Derby


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler