jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Habib Aboe Bakar Al Habsy mengucapkan selamat kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, yang telah memboyong buronan pembobolan kas BNI Rp 1,7 triliun, Maria Pauline Lumowa dari Serbia.
Maria akan menjalani proses hukum di Bareskrim Polri dengan status tersangka.
BACA JUGA: Ternyata, Uang BNI Dibobol Maria Pauline Bukan Rp 1,7 Triliun
"Saya ucapkan selamat kepada Menkumham," kata Aboe, Jumat (10/7).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai apa yang dilakukan Yasonna dan tim pastilah dengan diplomasi tingkat tinggi.
BACA JUGA: Bagi yang Belum Tahu Modus Maria Pauline Bobol BNI Rp 1,7 Triliun, Silakan Baca
Habib Aboe menyebut bisa jadi ini merupakan keberkahan atas kunjungan Duta Besar Serbia untuk Indonesia Slobodan Marinkovic ke Menteri Yasonna beberapa waktu lalu.
Sehingga kunjungan balasan Yasonna ke Serbia mendapat atensi yang baik dari Presiden Serbia Alexandar Vucic.
BACA JUGA: Maria Pauline Bisa Diboyong karena Serbia Ingat Jasa Indonesia?
"Hasilnya bisa memulangkan buron tersebut," tegas ketua Mahkamah Kehormatan Dewan itu.
Ihwal kenapa Maria baru bisa ditangkap dan diekstradisi setelah 17 tahun buron, Habib Aboe menilai bahwa sebelumnya Serbia dan Indonesia belum punya perjanjian hukum timbal balik atau mutual legal assistance.
"Saat ini masih pada proses penjajakan untuk pembuatan MLA tersebut. Mungkin ini salah satu kendala untuk memulangkan buron," tutur Habib Aboe.
Menurut Aboe, kunci keberhasilan penegakan hukum ada pada kemauan dan integritas para pelaksananya.
Sementara cara dan tekhniknya bisa dicari.
"Meskipun belum ada MLA dengan Serbia, yang secara teori mustahil melakukan pemulangan, faktanya hal itu bisa dilakukan," kata dia. (boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy