Habib Rizieq Pimpin Revolusi? Kapitra: Belum Pernah Ada Pemberontak Menang

Senin, 19 Oktober 2020 – 09:34 WIB
Pengendara sepeda motor melintasi spanduk Habib Rizieq Syihab di Jalan Raya Cipayung Jaya, Depok Jawa Barat, Rabu (12/8). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengacara sekaligus politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera menanggapi kabar yang menyebut Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab segera pulang ke Tanah Air, dan bakal memimpin revolusi di Indonesia.

Informasi ini sebelumnya disampaikan Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis, saat Aliansi Nasional Anti Komunis Negara Kesatuan Republik Indonesia (ANAK NKRI) menggelar aksi menolak UU Cipta Kerja di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

BACA JUGA: Warning Dari Eks Pengacara Habib Rizieq, Akan Ada Perebutan Kekuasaan

Kapitra menilai bahwa Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sekarang berada di Arab Saudi, belum akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat.

"HRS menurut saya belum akan pulang dalam waktu dekat," ucap Kapitra saat berbincang dengan jpnn.com di Jakarta, Senin (19/10).

BACA JUGA: Korlap Aksi 1310 Klarifikasi soal Makna Revolusi di Bawah Pimpinan Habib Rizieq, Ternyata...

Menurut Kapitra, pernyataan yang dilontarkan Ketum FPI Ahmad Sobri Lubis bahwa HRS akan pulang dan memimpin revolusi justru merugikan bagi HRS sendiri.

Apa lagi, kata mantan pengacara Habib Rizieq Shihab ini, belum ada sejarahnya pemberontakan bisa memang di Republik Indonesia.

BACA JUGA: Berita Duka: Edison Simanjuntak Meninggal Dunia

"Belum pernah sejarahnya di Indonesia pemberontak menang, mereka akan berhadapan dengan angkatan perang negara yang memiliki mesin perang," lanjutnya.

Selain itu, pria kelahiran Padang, 20 Mei 1966 ini berpendapat bahwa soliditas umat Islam saat ini berbeda dengan ketika menyikapi kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Saat ini, katanya, umat Islam melihat permasalahan yang dihadapi bangsa tidak lagi didasari emosional keagamaan, tetapi pada realitas kehidupan.

"Jadi kalau HRS pulang memimpin revolusi maka penolakan itu muncul dari umat Islam sendiri, karena ormas terbesar itu ada pada NU dan Muhammadiyah yang sangat realistis dalam menyikapi perbedaan. Apalagi wapresnya dari NU," tutur Kapitra.

Terakhir, Kapitra yang pernah mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 mengimbau agar massa pendudkung Habib Rizieq Shihab ikut menjaga kedamaian dan persatuan.

"Kelompok HRS harus menyuarakan penciptaan kedamaian dan kerukunan bangsa, bukan perpecahan," pungkasnya.

Sebelumnya, salah satu Korlap Aksi 1310 Damai Hari Lubis membeberkan banyak yang salah menafsirkan maksud dari kata revolusi yang disampaikan Ketua Umum FPI Kiai Shobri Lubis.

Menurut Damai, revolusi yang dilakukan FPI bersama Habib Rizieq Shihab nanti sama sekali tidak mengubah Pancasila menjadi trisila atau ekasila.

“Perlu diketahui, revolusi yang dimaksud adalah revolusi akhlak atau revolusi moral, nyaris samà dengan revolusi mental ala Presiden Jokowi, hanya beda arah sangat jauh sekali terkait pemahaman subtansinya,” kata Damai kepada wartawan, Kamis (15/10).

Menanggapi hal ini, Kapitra mengatakan pernyataan revolusi yang akan dipimpin Habib Rizieq Shihab disampaikan oleh Kiai Sobri, bukan Damai Lubis.

"Apa pula urusan Damai itu (beri klarifikasi), yang ngomong kan Sobri bukan dia," pungkas Kapitra.(fat/jpnn)

 

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler