jpnn.com, JAKARTA - Habib Salim Segaf Al Jufri menyebut tiga syarat yang penting terpenuhi agar Indonesia maju.
Tiga syarat yang dimaksud Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini yakni adanya komitmen kebangsaan yang kuat, menjaga persatuan dan menjaga kohesi nasional.
BACA JUGA: Segera ke Rumah Sakit Jika 3 Gejala Stroke ini Muncul
"Indonesia akan mencapai kemajuan jika kita memiliki komitmen kebangsaan yang kuat, jaga persatuan, jaga kohesi nasional di tengah masalah yang berkelindan dengan berbagai macam kepentingan," ujar Salim Segaf di Jakarta, Jumat (27/8).
Salim Segaf mengatakan hal tersebut dalam orasi kebangsaannya pada acara 'Mimbar Demokrasi dan Kebangsaan' yang diselenggarakan Fraksi PKS DPR RI secara daring, Jumat.
BACA JUGA: Sertifikat Vaksin tak Muncul di PeduliLindungi? Begini Solusinya
Dia mengatakan masyarakat harus belajar dari para pendiri bangsa terkait komitmen kebangsaan.
Misalnya, Soekarno dan Hatta, sosok dwi-tunggal yang sering berbeda pandangan namun tetap bersatu untuk kepentingan bangsa.
BACA JUGA: Begini Caranya Perokok Lindungi Paru-paru dari Kerusakan
Menurut dia, Mosi Integral yang dicetuskan M Natsir juga harus dipahami yaitu menciptakan momentum persatuan nasional di hadapan parlemen.
"Tanpa Mosi Integral itu, sulit membayangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk bangsa yang kita banggakan. Kalau kita sering ucapkan 'NKRI Harga Mati', maka jangan melupakan peran M Natsir," ucapnya.
Salim Segaf mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dari semua aspek, yaitu wilayah, suku bangsa, bahasa, sumber daya alam, sumber daya manusia, adat istiadat, dan agama.
Karena itu, menurut dia, tidak boleh ada warga negara yang mengklaim paling benar, Pancasila, NKRI, sehingga berdampak mengeliminasi elemen bangsa yang lain.
"Kalau klaim itu terus terjadi, maka dikhawatirkan akan terjadi segregasi dan disharmoni sosial, sehingga berujung pada disintegrasi bangsa," katanya.
Dia menilai Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar kalau semua warganya saling bekerjasama dan bersinergi tanpa memandang suku, agama, ras, antargolongan (SARA), dan status sosial ekonomi.
Karena itu, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk menjadikan Proklamasi Kemerdekaan RI sebagai momentum untuk mengokohkan komitmen kebangsaan.
Menurut dia, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukan akhir perjuangan, namun estafet dalam bentuk perjuangan lain, melanjutkan cita-cita kebangsaan yang telah dirintis para pahlawan.
"Pancasila dan UUD NRI 1945 adalah pedoman untuk kita hidup berdampingan secara damai, bersinergi, dan berkolaborasi."
"Perbedaan harus dimaknai sebagai anugerah, sehingga kita harus fokus untuk mengokohkan persatuan bukan menonjolkan perbedaan," ujarnya.
Hadir dalam acara antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang menyampaikan pesan dan refleksi kemerdekaan, serta Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang