Habis Ini, Apa Lagi Yang Baru?

Selasa, 23 Agustus 2011 – 14:48 WIB

RASANYA sulit dipercaya.
Jawa Pos, koran yang terbit dari Surabaya, meraih penghargaan tingkat duniaTim juri internasional memilih Jawa Pos sebagai peraih gelar tertinggi Newspaper of the Year 2011, di ajang World Young Reader Prize, yang setiap tahun diselenggarakan oleh asosiasi koran dunia, WAN-IFRA.

Rasanya sulit dipercaya.
Jawa Pos, koran yang terbit dari Jawa Timur, menang di tingkat dunia

BACA JUGA: Jawa Pos Sisihkan Koran-Koran Besar Dunia

Mengalahkan koran-koran bernama superkondang seperti Wall Street Journal, Chicago Tribune, South China Morning Post, juga koran dengan oplah terbesar di dunia asal Jepang (lebih dari 10 juta eksemplar per hari) Yomiuri Shimbun.

Rasanya sulit dipercaya.
Jawa Pos, koran asal Indonesia, pada 12 Oktober nanti akan tampil sebagai peraih penghargaan tertinggi di World Newspaper Congress dan World Editors Forum, di gelaran WAN-IFRA yang beranggotakan lebih dari 18 ribu penerbitan dan 15 ribu situs online di 120 negara di dunia.

Rasanya sulit dipercaya

Tingkat dunia Bos!

***

Melalui catatan ini, saya mewakili seluruh teman-teman di Jawa Pos ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya seluruh pembaca

BACA JUGA: 62 Tahun dan Semakin Muda

Dukungan Anda terhadap Jawa Pos mungkin melebihi dukungan pembaca koran-koran lain di Indonesia, mungkin di dunia.

Bagaimana tidak
Ketika semua koran pesaing menurunkan harga, Jawa Pos malah menaikkan harga, dan Anda tetap memilih untuk membeli atau berlangganan Jawa Pos.

:TERKAIT Kadang saya tidak habis pikir

BACA JUGA: Biaya Rp 10 Miliar untuk Cincin Juara

Kalau melihat di jalan-jalan, harga Jawa Pos itu bisa sampai empat kali lipat koran pesaingHarga bandrol kami Rp 4.500, harga koran lain hanya Rp 1.000Tapi survei –dari Nielsen Media Research maupun Enciety Business Consult-- terus menunjukkan kalau readershare Jawa Pos jauh di atas yang lain.

Khusus di Surabaya, share kami bisa sampai 93 persenBerarti sembilan dari sepuluh pembaca koran memilih Jawa Pos.

Dan berkat pembaca setia pula, sudah beberapa tahun ini total pembaca Jawa Pos menjadi yang terbanyak di Indonesia (Nielsen)Malah, saat ini Jawa Pos satu-satunya koran dengan jumlah pembaca yang angkanya “nyaman” di atas satu juta orang per hari.

Dukungan pembaca ini yang terus membuat kami bersemangatApalagi, mereka begitu setianya, hingga tak pernah lelah memberi masukan-masukan kepada kamiTerus memberikan tantangan, dengan bertanya: “Habis ini apa lagi yang baru?”

Kami juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada agen dan penyalur, serta para relasi dan mitra kerja Jawa PosSemua terus memberikan dukungan dan kepercayaan, meski kebijakan-kebijakan kami sebagai perusahaan kadang-kadang sulit dipercaya atau dipahami.

Bagaimana tidakKetika yang lain menurunkan harga, kami malah menaikkanKetika yang lain melonggarkan ketentuan, kami justru mengetatiTapi seperti yang saya sampaikan kepada agen-agen iklan baru-baru ini:

“Tolong benar-benar dipahami, bahwa kami siap diomeli saat ini demi kebaikan jangka panjangKami siap dihujat masa sekarang demi kesuksesan masa depanToh tujuannya jelasKalau kami baik, semua relasi dan mitra kerja juga akan baik.”

Saya selalu percaya, market leader yang baik adalah market leader yang mau berkorban (meski jangan banyak-banyak!) demi menjaga industrinyaHarus berani bikin kecewa sebentar demi senyum jangka panjangKalau market leader-nya banting harga atau awur-awuran, apa jadinya industri tersebut nantinya?

***

Sebenarnya sulit juga jadi media di Indonesia, tapi sebenarnya hampir sama di industri media di mana-manaKalau ada satu yang meraih sesuatu yang luar biasa, yang lain bisa diam sajaTerus terang, Jawa Pos pun kadang juga begitu.

Karena itu, di kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh media di IndonesiaKita semua berkompetisi secara sehat, dan kompetisi itulah yang menghasilkan karya-karya hebat.

Kepada media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang kini jumlahnya sudah mendekati total 200 koran dan stasiun televisi dari Aceh sampai Papua, saya ingin memberi ucapan terima kasih khusus.

Keliling Indonesia, melihat dinamika koran-koran di daerah-daerah, memberi suntikan motivasi dan ide supaya Jawa Pos terus berbenah dan mengembangkan diriKarena ide-ide terbaik kadang muncul dari tempat-tempat yang tidak pernah kita bayangkan.

Ucapan terima kasih istimewa ingin saya sampaikan kepada teman-teman di KompasBagaimana pun, Anda-lah Gold Standard koran di IndonesiaDan di Wina, Austria, 12 Oktober nanti, kita bakal bersama membuat Indonesia banggaKarena Kompas juga meraih penghargaan khusus World Young Reader Prize 2011 dari dewan juri di kategori Public Service.

Ayo bersama kita tunjukkan, kalau koran dari Indonesia bisa lebih hebat dari koran-koran lain di dunia! Dan ayo kita semangati koran-koran lain supaya terus berkreasi dan berkembangIndustri koran masih bisa terus menempuh perjalanan panjang yang menyenangkan!

Satu lagi apresiasi ingin saya sampaikan kepada harian olahraga pertama di Indonesia, Top SkorAnda hebatAda koran harian olahraga yang pembacanya di Jabodetabek mampu mengalahkan koran-koran umum, dan secara overall (Nielsen) pada pertengahan 2011 ini berada di urutan tiga di belakang Jawa Pos dan Kompas.

Dan Top Skor melakukannya dengan harga yang sangat sehatHarga jual Rp 3.500 dengan 16 halaman per hari? Koran Anda sudah mencapai titik sustainability hebat dan sekarang bisa melangkah cepat dan berkembang!

Saya baru bicara dengan Ketua Umum Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) Indonesia, supaya Top Skor diberi penghargaan khususItu koran telah melakukan gebrakan luar biasa.

***

Sebagai penutup, saya dan barisan manajemen Jawa Pos lain ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh personel Jawa PosSukses kita di ajang dunia ini merupakan hasil kerja bersama.

Kepada seluruh personel DetEksi, sekarang maupun yang dulu, terima kasih tak terhingga harus kami ucapkanSaya dari dulu percaya, departemen dan halaman khusus anak muda Jawa Pos itu bakal mampu meregenerasi pembaca dan membantu mengamankan pembaca masa depan harian ini.

Sudah ada contoh yang menunjukkan, kalau koran bisa hilang ketika pembacanya terus menua dan kemudian “menghilang.” Harus ada halaman seperti DetEksi yang menjaga supaya itu tidak terjadi pada Jawa Pos.

Tapi, tetap saja tak pernah terbayangkan DetEksi bisa berbuah sebuah penghargaan tertinggi dunia.

Begitu mendapat pemberitahuan menang di tingkat dunia, saya langsung mengutarakan kabar luar biasa itu ke John RMohn, ayah angkat saya waktu jadi siswa SMA pertukaran di Amerika Serikat dulu.

Kini berusia 70-an tahun, dia dulu yang mengajari saya banyak sekali tentang basic manajemen koran dan jurnalistik, lewat koran kecilnya, The Leader, di Ellinwood, negara bagian KansasDia yang mengajari saya dan teman-teman di Ellinwood High School, bagaimana sekelompok anak muda bisa menghasilkan produk koran yang lebih baik dari garapan para profesional.

Pelajaran itulah yang berbuntut DetEksi, yang kali pertama terbit 26 Februari 2000.

John RMohn langsung membalas kabar baik ituDia mengingatkan saya –dan seluruh staf muda Jawa Pos-- untuk tidak lupa diri.
Dalam emailnya, John bilang: “Penghargaan ini bukan hanya untuk personel DetEksiIni juga sebuah tribute untuk seluruh personel Jawa Pos yang lebih senior, yang selama ini harus bersabar dalam menghadapi dan membantu anak-anak muda di DetEksi yang gila-gila!”

Terima kasih semua! (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerbangan Terlambat Paling Geleng-Geleng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler