KENDARI - Sejak dibangun awal 2013 lalu, traffic light yang berdiri di Bundaran Wuawua, Kendari, Sulawesi Tenggara hingga kini belum juga berfungsi dengan baik. Akibatnya, kemacetan kendaraan masih saja terjadi.
Proyek tersebut menelan anggaran Rp 400 juta itu berasal dari APBD Kota Kendari 2012. Karena tak berfungsi, alat yang bisa melakukan pengaturan, pengarahan dan peringatan pada pengendara maupun pejalan kaki ini dianggap pajangan.
Ketua DPRD Kota Kendari, Abdul Razak mengatakan proyek yang sudah dianggarkan dalam APBD mestinya tidak disia-siakan dan harus dimanfaatkan secara maksimal.
"Itu permasalahan yang tidak boleh disepelehkan, makanya kita dalam waktu dekat kita akan panggil pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan, kita akan tanyakan apa masalahnya. Kalau karena ada tugu yang menghalangi, cabut saja tugunya, supaya pengendara yang melintas di situ juga merasa aman, supaya tidak mubazir anggarannya," kata Razak seperti yang dilansir Kendari Pos (Jawa Pos Group), Minggu (20/4).
Tak hanya legislator yang menyorot masalah ini, pengguna jalan juga mengeluhkan. Ajis seorang warga yang melintasi area tersebut mengatakan traffic light yang tidak berfungsi membaut macet.
"Melintas area tersebut (Traffic Light-red), harus serba hati-hati karena sering terjadi kecelakaan. Belum lagi macetnya, karena kendaraan menumpuk. Makanya, kalau ada traffic Light-kan, maka arus lalulintas bisa teratur. Jadi kalau bisa dijalankan secepatnya," katanya. (kp/jpnn)
Proyek tersebut menelan anggaran Rp 400 juta itu berasal dari APBD Kota Kendari 2012. Karena tak berfungsi, alat yang bisa melakukan pengaturan, pengarahan dan peringatan pada pengendara maupun pejalan kaki ini dianggap pajangan.
Ketua DPRD Kota Kendari, Abdul Razak mengatakan proyek yang sudah dianggarkan dalam APBD mestinya tidak disia-siakan dan harus dimanfaatkan secara maksimal.
"Itu permasalahan yang tidak boleh disepelehkan, makanya kita dalam waktu dekat kita akan panggil pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan, kita akan tanyakan apa masalahnya. Kalau karena ada tugu yang menghalangi, cabut saja tugunya, supaya pengendara yang melintas di situ juga merasa aman, supaya tidak mubazir anggarannya," kata Razak seperti yang dilansir Kendari Pos (Jawa Pos Group), Minggu (20/4).
Tak hanya legislator yang menyorot masalah ini, pengguna jalan juga mengeluhkan. Ajis seorang warga yang melintasi area tersebut mengatakan traffic light yang tidak berfungsi membaut macet.
"Melintas area tersebut (Traffic Light-red), harus serba hati-hati karena sering terjadi kecelakaan. Belum lagi macetnya, karena kendaraan menumpuk. Makanya, kalau ada traffic Light-kan, maka arus lalulintas bisa teratur. Jadi kalau bisa dijalankan secepatnya," katanya. (kp/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Kepala Kesbang Linmas Pidie Dituding Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi