“Hasil lokakarya ini nantinya akan didapat solusi bagaimana mengembangkan, manfaat, kelemahan, dan jangka panjang pengembangan untuk satwa liar seperti harimau yang habitatnya mulai terkikis ini,” ucap Sekretaris Dinas Kehutanan, Ir Zulfikar, di sela-sela lokakarya di Hotel Arista, Rabu (2/5).
Menurutnya, di Sumsel sendiri, harimau Sumatera sedikit mengalami kepunahan. Di Sumsel, harimau Sumatera terdapat di Suaka Margasatwa Danco Musi Banyuasin. “Di lokasi ini terdapat banyak harimau, malah ada harimau betina yang sedang hamil,” bebernya.
Habitat harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Sumsel mengalami kondisi yang terkatung–katung. Konsisi ini salah satunya disebabkan karena tempat tinggal sudah mulai berkurang.
Ia berharap, dengan lokakarya ini dapat dilakukan pendekatan berbasis keilmuan satwa liar dan habitatnya di Provinsi Sumsel ini. Selain itu, dapat mengetahui dinamika yang ada dan antisipasi ke depan mengenai kelompok harimau ini.
“Yang jelas, dari lokakarya ini, kita bisa mengembangkan konsep koridor, seperti koridor satwa liar dan habitat harimau Sumatera. Dengan begitu, populasi harimau bisa lebih baik dan bisa didukung oleh semua pihak, serta Suaka Margasatwa Danco Muba ini bisa menjadi tempat habitat yang baik,” tukasnya.
Acara lokakarya sendiri diikuti 35 peserta dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), IPB, Forum Harimauku dan para peserta dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Universitas Muhammadiyah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Bappeda, Dinas Kehutanan Lingkunagan Hidup, serta Balai Pemantau Pemantapan Hutan Produksi. (cj7/via/ce5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penipu Beroperasi, Honorer K2 Diminta Berhati-hati
Redaktur : Tim Redaksi