Hadapi Al Qaeda, CIA Sempat Minta Tolong Swasta

Kamis, 20 Agustus 2009 – 12:47 WIB
DIBANTU - Direktur CIA, Leon E Panetta (tengah), mengaku bahwa lembaga yang dipimpinnya telah membatalkan program kontroversial yang sempat melibatkan jasa keamanan swasta, Blackwater USA. Foto: Stephen Crowley/The New York Times.
WASHINGTON DC - Lembaga intelijen andalan AS, CIA, ternyata tak senantiasa mampu bekerja sendirian dalam berbagai operasinyaSebagaimana diberitakan New York Times, Kamis (20/8), berdasarkan keterangan dari sejumlah mantan pejabat dan pejabat pemerintah AS sekarang, setidaknya tahun 2004 lalu CIA sempat minta bantuan kontraktor keamanan swasta, Blackwater USA, dalam sebuah program rahasia guna mencari dan membinasakan tokoh-tokoh top Al Qaeda.

Eksekutif dari Blackwater, lembaga yang pernah menghadirkan kontroversi lantaran tindak-tanduk agresifnya di Irak, disebutkan telah membantu CIA dalam perencanaan, pelatihan, serta pemantauan program rahasia tersebut

BACA JUGA: Korut Beri Sinyal Siap Berdialog

Disebutkan juga, CIA telah menghabiskan beberapa juta dolar AS (sejauh ini tak disebutkan angka pastinya, Red) untuk program itu, yang nyatanya tak berhasil menangkap maupun menewaskan satu pun tersangka teroris dalam daftarnya.

Tidak jelas pula, apakah CIA saat itu berencana menggunakan jasa lembaga swasta itu untuk terlibat langsung dalam menangkap atau membinasakan para tokoh Al Qaeda, atau sekadar membutuhkan bantuan dalam hal pelatihan dan pemantauan untuk programnya tersebut
Lembaga-lembaga spionase AS dalam beberapa tahun terakhir memang sempat menarik perhatian lewat berbagai program kontroversial, termasuk misalnya dalam hal proses interogasi tahanan

BACA JUGA: Kontroversi Celana Pendek Michelle Obama

Namun seperti disampaikan pejabat pemerintah, membawa pihak luar (swasta) ke dalam sebuah program dengan otoritas membahayakan, telah menimbulkan kekhawatiran mendalam terhadap akuntabilitas operasi-operasi rahasia.

Fakta bahwa CIA menggunakan jasa lembaga luar dalam salah satu programnya itu pulalah, yang disebut-sebut telah menyebabkan Direktur CIA, Leon E Panetta, cenderung panik hingga kemudian menggelar pertemuan khusus pada Juni lalu
"Pertemuan itu sekaligus guna menyampaikan kepada Kongres AS, bahwa CIA antara lain telah membatalkan, serta justru berhasil menyimpan rapat-rapat, detail mengenai program tersebut selama tujuh tahun," ungkap sumber pemerintah AS yang tak mau disebutkan namanya.

Sumber pemerintah dimaksud pun memaparkan, bahwa tidak ada kontrak resmi antara CIA dan Blackwater terkait program dimaksud, namun ada sejumlah kesepakatan individual antara sang Direktur CIA dengan pimpinan perusahaan itu

BACA JUGA: Tamiflu Picu Serangan Stroke

Salah seorang di antaranya adalah dengan pendiri Blackwater, Erik D Prince, mantan anggota Navy Seals yang juga memiliki hubungan secara politis dengan CIAKerja Blackwater dalam program itu sendiri berakhir beberapa tahun sebelum Panetta mengambil alih kepemimpinan CIA, setelah sejumlah pejabat senior lembaga intelijen itu ikut mempertanyakan keterlibatan pihak luar.

Blackwater sendiri, lembaga yang telah beberapa kali mengganti namanya - terakhir menjadi Xe Services - dan berbasis di daerah Carolina Utara, dalam beberapa tahun terakhir telah menerima jutaan dolar AS dalam bentuk kontrak dengan pemerintahLembaga ini mampu berkembang menjadi sedemikian besar, hingga pemerintahan Bush saja sempat menyatakan bahwa Blackwater merupakan salah satu bagian penting dalam operasi perangnya di Irak.

Namun terkait dengan aktivitasnya di Irak itu, keberadaan Blackwater justru sempat memancing kontroversi, lantaran anggotanya yang disewa untuk menjaga para diplomat AS di negeri itu, dituduh menggunakan kekuatan berlebihan di berbagai kesempatanTermasuk di antaranya adalah dalam sejumlah penembakan di Baghdad tahun 2007, di mana diberitakan memakan korban tewas tak kurang dari 17 warga sipilPemerintah Irak pun sejak itu menolak memberikan izin operasi kepada lembaga keamanan swasta tersebut(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MU Tumbang di Tangan Klub Promosi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler