Marketing & Development Plan Director PTPN X Mochamad Sulton mengatakan, situasi tersebut dianggap belum punya imbas signifikan di dalam pelelangan tebu. Salah satu indikasinya, harga lelang. Dia menerangkan, harga lelang pada pantauan terakhir mencapai Rp 9.800 per kilo. Angka tersebut sudah membaik dari harga lelang dua minggu yang lalu yang menginjak Rp 8.700.
Menurut Sulton, pergerakan harga lelang gula tahun ini memang dipengaruhi banyak momentum. Misalnya, harga tertinggi tahun ini yang mencapai Rp 11 ribu. Itu terjadi saat lebaran. Maka itu, wajar jika harga meroket karena permintaan juga tinggi.
"Memang, kemarin sempat jatuh soalnya pedagang terpengaruh secara psikologi. Tapi, itu hanya efek sementara karena sekarang harganya sudah membaik," ungkapnya.
Sebagai produsen gula putih dari tebu, Sulton merasa tak perlu melakukan tindakan apapun. Prediksinya, rata-rata harga lelang pada akhir musim giling november nanti adalah Rp 10.500. "Dan, rata-rata harga itu lebih baik dari tahun lalu. Tahun lalu hanya Rp 8.500-Rp 8.700," jelasnya.
Direktur Umum PTPN X Subiyono menekankan, yang terpenting saat ini adalah mendorong petani tebu untuk menanam lebih banyak lagi tebu tahun depan. Tentang hal itu, dia merasa optimistis. Sebab, harga lelang saat ini cukup memuaskan. Selisih sekitar Rp 2 ribu dari HPP gula senilai Rp 8.100. "Kondisi on farm kami juga bagus. Rendemen sudah mencapai 8,7 persen. Paling baik dari pabrik di Indonesia," ujarnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerja Sama Telkomsel dengan YOI Dipertanyakan
Redaktur : Tim Redaksi