jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk menyeragamkan mutu produk.
Hal ini untuk menjaga pertahanan masing-masing negara menghadapi serbuan produk Tiongkok dan negara lain di luar ASEAN.
BACA JUGA: Jokowi Beberkan Keistimewaan ASEAN Dibanding Kawasan Lain
"Produk Tiongkok sudah banyak yang masuk ke negara-negara ASEAN. Nah, sebelum semua produk dikuasai negara luar ASEAN, harus ada kesepakatan bersama mengenai standar mutu produk," kata Bambang di sela-sela pertemuan inter-sessional meeting of the Task Force on Building and Construction (TFBC) di Jakarta, Jumat (25/8).
Keterlibatan Indonesia dalam TFBC ini menurut Bambang untuk membahas standard and mutual recognition arrangement (MRA) khusus sektor konstruksi dan bangunan. Untuk tahap awal standar mutu difokuskan pada tiga material yakni baja, semen dan kaca.
BACA JUGA: DPR: Indonesia Harus Berperan Lebih Strategis di ASEAN
"Jadi intinya kami ingin ada saling pengakuan untuk test report dan sertifikasi, tujuannya untuk meningkatkan volume perdagangan antar negara di kawasan ASEAN melalui fasilitas dan pengakuan standar bersama," terangnya.
Bambang menjelaskan, pembentukan satuan tugas ini bukan hanya dalam rangka menyambut masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), tapi karena adanya kesadaran bersama bahwa di kawasan ini harus memiliki barrier menghadapi derasnya gempuran produk asing (di luar ASEAN).
BACA JUGA: Kawasan Kota Tua jadi Tuan Rumah Festival ASEAN
Barrier (penghadang) ini tentunya diharapkan mampu menggerakan pasar di dalam negara-negara ASEAN sendiri.
"Dan, jika produk-produk negara ASEAN kompetitif maka bisa dijual ke luar (di luar ASEAN), karenanya perlu harmonisasi di antara negara ASEAN," tuturnya.
Sementara Co-Chair TFBC, Sazali Che Amat menambahkan, satuan tugas ini merupakan salah satu inisiatif bersama ASEAN untuk menyeragamkan proses dalam satu single market.
Barrier yang dimaksudkan lebih ke arah saling mengakui standar dan kualitas produk masing-masing negara ASEAN.
"Untuk kali pertamanya kami fokusnya dalam hal material di ASEAN, yakni baja, semen dan kaca. Kalau untuk menghadapi serbuan produk negara lain di luar ASEAN maka digunakan strategi MEA," ungkap Sazali yang juga General Manager Construction Industry Development Board Malaysia. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... OSO: Jangan Sampai Pasar Indonesia Diambil Asean
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad