jpnn.com - JAKARTA - Timnas Indonesia seolah mendapat berkah di bulan Ramadan. Dalam tempo 11 hari, pemain-pemain Indonesia mendapat kesempatan berduel dengan tiga tim besar English Premiere League (EPL).
Dimulai saat menjamu Arsenal 14 Juli 2013, kemudian Liverpool pada 20 Juli 2013 dan terakhir Chelsea yang menunjukkan kebolehannya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta Kamis (25/7) malam. Pertandingan melawan tiga klub Liga Inggris itu seperti menjadi pembuktian bahwa Timnas Indonesia perlu belajar banyak.
BACA JUGA: Timnas Dilibas Chelsea, RD Serasa Mimpi
Pada dua pertandingan awal melawan Arsenal dan Liverpool, Indonesia dihajar 9 gol tanpa balas. Indonesia dicukur Arsenal dengan tujuh gol tanpa balas. Sedangkan saat mengahdapi Liverpool, Indonesia lagi-lagi digunduli dengan skor akhir 2-0.
Di pertandingan terakhir melawan Chelsea, Indonesia dihajar dengan skor telak 1-8. Satu-satunya gol Indonesia di pertandingan Chelsea tercipta pada menit 70. Artinya, untuk menciptakan satu gol ke gawang tim Liga Inggris, pemain-pemain Indonesia butuh waktu 250 menit.
BACA JUGA: Chelsea Hajar Indonesia All-Stars
Pelatih BNI Indonesia All-Stars Rahmad Darmawan melihat pertandingan melawan tim besar asal Inggris adalah hal positif. Langkah ini pernah dilakukan Malaysia dan hasilnya berhasil meraih medali emas SEA Games 2009 dan 2011, serta Piala AFF 2010.
"Dengan melawan tim-tim besar Malaysia menjadi percaya diri. Permainan mereka menjadi lebih baik," ungkap pelatih yang dikenal dengan sapaan RD itu usai pertandingan BNI Indonesia All-Stars vs Chelsea.
BACA JUGA: BeIN Sport Siarkan Bundesliga di Indonesia
RD mengaku belajar banyak dari Chelsea terutama tentang pola permainan. "Chelsea terlihat jelas mendahulukan organisasi permainan. Tidak terburu-buru mengejar bola," ujarnya. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turun Minum, Chelsea Sudah Cukur Indonesia 4-0
Redaktur : Tim Redaksi