Hadapi Ujian Online, Peserta UKG Tidak Perlu Grogi

Senin, 30 Juli 2012 – 04:10 WIB
Foto: dok. Rahmat Sazali/Sumut Pos

JAKARTA - Untuk pertama kali dalam sejarah pendidikan Indonesia, para guru bersertifikat menjalani ujian secara online hari ini. Para guru yang masih jarang mengoperasikan komputer, dihimbau tidak grogi menghadapi ujian bertajuk Uji Kompetensi Guru (UKG) ini.

Dalam pelaksanaannya, UKG ini akan dijalankan dalam beberapa gelombang. Untuk wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, UKG dijalankan dalam tiga gelombang. Sedangkan untuk wilayah Indonesia timur UKG hanya dijalankan dalam dua gelombang saja.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh di Jakarta kemarin (29/7) mengatakan, lebih baik para guru yang sudah mendapatkan undangan untuk mengikuti UKG hari ini untuk kosentrasi dan memantapkan hati. "Tidak perlu terpengaruh omongan kanan-kiri," kata dia.

Sampai kemarin Nuh mengatakan tidak ada upaya penolakan yang sangat signifikan oleh guru peserta UKG. Terlebih-lebih sampai menggelar aksi pemboikotan. Dia optimis pelaksanaan UKG hari ini dan bakal berlangsung secara bertahap hingga September nanti berjalan lancar.

Kepada para guru yang hari ini ujian, Nuh meminta tidak perlu grogi. "Termasuk kepada para guru yang selama ini jarang atau bahkan tidak pernah mengoperasikan komputer. Nuh mengatakan jika pihaknya memang sengaja melaksanakan UKG dengan format online. Yaitu para guru mengisi butir-butir soal ujian di depan komputer yang terhubung internet langsung.

"Jika tidak dipaksa seperti ini, ya gaptek (gagap teknologi, red) terus," katanya. Meskipun ada sebagian guru yang menganggap internet sabagai hal baru, dia meminta para guru ini tidak gerogi dalam menjalankan UKG. Dia meminta para guru minimal mematuhi seluruh instruksi pengawas ujian.

Instruksi selanjutnya adalah, guru yang masih jarang bersentuhan dengan internet diminta secara efektif mengikuti sesi latihan atau ujia coba. Panitia sudah memutuskan bahwa seluruh peserta UKG diberi kesempatan untuk latihan mengisi soal secara online dengan durasi 15 menit. Setelah latihan ini rampung, guru langsung mengerjakan ujian sesungguhnya.

Nuh menegaskan kembali jika UKG ini tidak ada kaitannya dengan keputusan lulus atau tidak lulus. Dia mengatakan UKG ini untuk pengukuran kemampuan atau kompetensi guru saja. "Jika guru nanti dapat nilai baik atau jelek, itu memang iya. Tetapi tidak ada keputusan lulus dan tidak lulus," kata dia.

Hasil ujian ini sendiri rencananya diumumkan setelah rangkaian UKG selesai pada Oktober nanti. Kemendikbud menjadwalkan guru bersertifikat yang jumlahnya mencapai 1 juta orang, mendapat giliran pertama menjalankan UKG. Guru bersertifikat yang dimaksud adalah,  mengantongi sertifikat pada 2007 hingga 2011 dan pada 2012 ini tidak masuk masa pensiun.

Jadwal UKG untuk guru bersertifikat ini mulai 30 Juli hingga 12 Agustus nanti. Sementara UKG untuk kepala dan pengawas sekolah dilaksanakan pada Oktober mendatang. Bagi daerah yang tidak ada koneksi internet, diganti ujian manual atau mengisi dalam lembar jawaban biasa (paper pencil test) pada 4 September mendatang. Sedangkan untuk UKG guru yang belum sertifikat diagendakan pada 2013 nanti.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidik (BPSDMP-PMP) Kemendikbud Syawal Gultom mengatakan UKG sudah siap dilaksanakan. Dia menuturkan tidak ada kendala dalam persiapan UKG hari ini. "Alhamdulillah tinggal jalan saja. Semua daerah juga akan melaksanakan besok (hari ini),"ujar Syawal ketika dihubungi koran ini, kemarin.

Namun, Syawal tidak memungkiri  ada beberapa hal yang harus diantisipasi dari system ujian yang mengandalkan internet tersebut. Salah satunya kapasitas bandwidth yang perlu mendapat perhatian. "Mudah-mudahan bandwidth-nya nggak dropped. Nanti kalau itu terjadi, kita pakai jaringan local, LAN (Local Area Network)," jelasnya.

Di sisi lain, suara miring pelaksanaan UKG berhembus dari parlemen. Anggota Komisi X dari Fraksi PPP Reni Marlinawati menilai, kebijakan pemerintah tersebut bukan satu-satunya jaminan untuk meningkatkan kompetensi guru. Menurut dia, dalam ujian tersebut tidak akan bisa dibedakan, guru yang telah mengajar selama 30 tahun tapi hanya tamat SMP dengan guru yang mengajar baru 3 tahun yang lulus S1.

"Atas hal itu, saya tidak setuju dengan kebijakan UKG ini," tegas Reni Marlinawati, di Jakarta, kemarin. Menurut dia, jika seandainya UKG memang harus dilakukan, maka sebaiknya dilakukan saat uji sertifikasi guru. Alasannya, UKG lebih terkait dengan proses sertifikasi.

Politisi perempuan partai berlambang kabah ini mengungkap, pandangan dirinya itu diperkuat dengan aspirasi yang muncul dari konstituen di daerah pemilihannya. Rata-rata, mereka keberatan dengan penyelenggaraan UKG tersebut.

Keberatan itu, beber Reni, diantaranya berkaitan dengan penggunaan fasilitas internet dalam pelaksanaan UKG. "Apakah pemerintah tidak melihat secara langsung fasilitas di sekolah-sekolah? Akhirnya saya menilai UKG ini bertujuan hanya untuk realisasi proyek ketimbang pencapaian sasaran strategis peningkatan guru," tandas anggota dewan dari dapil Kota dan Kabupaten Sukabumi tersebut. (wan/ken/dyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirikan Program S3 IAIN STS, Pemprov Siap Bantu Rp 2 M


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler