jpnn.com, JENEWA - Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Sekjen Kemnaker) Anwar Sanusi menegaskan Indonesia berkomitmen terhadap kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif di era digitalisasi.
Penegasan tersebut disampaikan Sekjen Anwar Sanusi yang mewakili Pemerintah Indonesia hadir dalam Pertemuan Tingkat Tinggi di Jenewa, Swiss pada Senin (11/3).
BACA JUGA: Kemnaker: Balai K3 Garda Terdepan Pastikan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertemuan tersebut membahas tantangan dan peluang digitalisasi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan manajemen algoritma untuk dunia kerja.
"Indonesia berkomitmen terhadap kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif dan memahami pentingnya mengadopsi kemajuan teknologi sambil melindungi hak dan kesejahteraan angkatan kerja," kata Sekjen Anwar dalam siaran pers Kemnaker yang diterima, Rabu (13/3).
BACA JUGA: Sekjen Kemnaker: Reformasi Hukum jadi Kunci Penguatan Birokrasi
Sekjen Anwar mengatakan digitalisasi telah merevolusi pasar tenaga kerja, mengubah organisasi kerja, struktur pekerjaan, dan sifat pekerjaan itu sendiri.
Digitalisasi memberikan peluang untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas.
BACA JUGA: Targetkan 1.040 Lembaga Terakreditasi Tahun Ini, Kemnaker Siapkan SDM Asesor Akreditasi
Dia pun menyampaikan Indonesia telah secara proaktif menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif sebagai respons atas tantangan digitalisasi.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan pengembangan berkelanjutan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja bahwa pekerja dilengkapi dengan keahlian dan kompetensi yang diperlukan untuk berkembang dalam ekonomi digital.
"Ini penting untuk menciptakan kebijakan inklusif yang mempromosikan manajemen talenta dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu untuk berkontribusi pada angkatan kerja," tegasnya.
Pada forum tersebut, Indonesia menganjurkan kerangka regulasi yang melindungi hak karier individu pekerja, memastikan martabat mereka, pemenuhan diri, dan perlakuan yang adil di era digital.
Indonesia juga mengajak semua bangsa untuk bergabung dalam upaya ini untuk menciptakan masa depan kerja yang inklusif, tangguh, dan adil bagi semua.
Sebagai informasi, pada pertemuan tersebut melibatkan para ahli terkemuka.
Keterlibatan para ahli bertujuan memberi informasi kepada Badan Eksekutif (GB) ILO tentang perkembangan terbaru dan memberikan ide-ide untuk penelitian dan diskusi lebih lanjut. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi