Hadirnya KIB Diyakini Bakal Jadi Atmosfer Pertarungan Capres 2024

Senin, 06 Juni 2022 – 20:17 WIB
Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi Golkar, PAN, dan PPP. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (PBI) Iswadi menyoroti ketiga ketum partai, yang resmi menandatangani nota kesepakatan membentuk koalisi Indonesia bersatu (KIB).

Adapun para ketum partai yang menandatangani nota itu ialah Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum DPP PPP Suharso Monoarfa dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan, di Jakarta, Sabtu (5/6) malam.

BACA JUGA: Tarif Baru Tiket Candi Borobudur, Hanung Bramantyo Menyentil Menko Luhut Begini, Angel Wes

"InsyaAllah KIB akan menjadi atmosfer pertarungan capres (calon presiden) 2024. Dengan bersatunya partai ini dengan istilah beringin, matahari, dan ka'bah dipastikan akan menjadikan atmosfer pertarungan capres 2024 makin dinamis," ujarnya, dalam keterangannya.

Eks Ketua Relawan Jokowi-JK Provinsi Aceh itu menjelaskan, dengan adanya KIB ini bisa memainkan peran strategis dalam bandul pertarungan Capres ke depan.

BACA JUGA: Sukarelawan KopiSusi Dukung Susi Pudjiastuti Maju Pilpres 2024

Pembina Yayasan Al-Mubarrak Fil-Ilmi tersebut juga mengatakan, poros utama KIB yang akan ikut pertarungan dipemilihan presiden (pilpres) 2024 akan makin nyata.

"Ini bukan dasar pada poros kandidat (figur), tetapi lebih merefleksikan poros atau fragmentasi kekuatan partai-partai politik sebagai satu-satunya pemegang otoritas politik dalam mengusung pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2024 mendatang," kata Iswadi.

BACA JUGA: Keberkahan Menikahi Seorang Janda, Laksana Berjuang di Jalan Allah

Dia menambahkan, poros ini juga bersifat fleksibel, cair dan bergerak dinamis, karena selain pada variabel-variabel penting lain seperti sumber daya logistik dan infrastruktur partai dalam menghadapi pemilu.

"KIB juga terbuka untuk partai mana pun yang ingin bergabung," ujar alumnus Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Iswadi menyatakan, dengan tingginya angka presidential threshold (PT) 20 persem kursi atau 25 persen suara sah nasional, setidaknya akan ada tiga poros utama dalam kandidasi Pilpres ke depan.

"Sebagai the rulling party yang mengendalikan jalannya kekuasaan, PDIP tentu berkepentingan untuk memenangkan kembali Pilpres 2024. Dengan modal 128 kursi parlemen (DPR RI), PDIP sudah cukup mengusung Capres tanpa koalisi," ujarnya

Sedangkan poros kedua atau kunci utama, Partai Golkar, PPP dan PAN malah sudah berjalan, KIB ini diperkirakan terus bertambah dengan partai-partai papan tengah.

"Sebagai pemenang pemilu dengan jumlah kursi terbesar kedua setelah PDIP, Golkar tak akan absen dari pertarungan capres karena sejauh ini, dukungan terhadap Airlangga Hartarto sebagai sangat bergemuruh di internal maupun di masyarakat," tutur Iswadi.

Bahkan di poros ketiga, sambungnya, akan ada bayang-bayang Partai Gerindra untuk tetap mengusung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai capres.

Dalam konteks ini, Gerindra tetap membutuhkan teman koalisi untuk memenuhi syarat formal pencalonan.

"Ekspektasi atas lahirnya tiga poros tersebut tentu didasarkan pada pengalaman buruk Pilpres 2019, yang hanya menghadirkan dua poros utama, sehingga menyebabkan terjadinya gejala divided society," kata Iswadi.(chi/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler