Keberkahan Menikahi Seorang Janda, Laksana Berjuang di Jalan Allah

Senin, 06 Juni 2022 – 15:00 WIB
Menikahi seorang janda (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Status janda atau duda cenderung disertai konotasi negatif di mata masyarakat Timur.

Terlebih, jika yang memicu status tersebut adalah perceraian.

BACA JUGA: Tarif Baru Tiket Candi Borobudur, Hanung Bramantyo Menyentil Menko Luhut Begini, Angel Wes

Namun, tak sedikit pria yang lebih memilih menikahi seorang janda dibanding wanita lajang, dengan berbagai pertimbangan.

Salah satunya karena janda dianggap sudah berpengalaman dan lebih dewasa.

BACA JUGA: Sukarelawan KopiSusi Dukung Susi Pudjiastuti Maju Pilpres 2024

Selain itu, bisa jadi seorang pria tersebut berniat untuk menyantuni dengan hati yang tulus.

Islam tidak melarang perihal tersebut, bahkan dalam menikahi seorang janda terdapat sebuah keutamaan.

BACA JUGA: Kecele Menikahi Wanita yang Sudah tak Perawan, Bolehkah Membatalkan Pernikahan?

Sebagaimana hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan salat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982).

Imam Nawawi dalam al Minhaj Syarh Shahih Muslim menyatakan, yang dimaksud 'armalah' dalam hadis tersebut adalah dia yang tidak memiliki suami, baik sudah menikah sebelumnya atau belum menikah sama sekali.

Sebagian Ulama ada yang berpendapat 'armalah' adalah seseorang yang tidak memiliki bekal (karena kemiskinan) yang disebabkan oleh meninggalnya sang suami.

Hadis tersebut menjelaskan perumpamaan seorang yang menikahi janda laksana jihad di jalan Allah. Pahala yang luar biasa dan kesempatan ini berlaku untuk siapa saja yang menginginkan untuk mendapatkan pahala jihad.

Ibnu Battal dalam Syarh Shahih al Bukhari mengatakan:

“Siapa yang tidak mampu berjihad di jalan Allah, tidak mampu rajin tahajud atau puasa di siang hari, hendaknya dia praktekkan hadis ini. Berusaha memenuhi kebutuhan hidup janda dan orang miskin, agar kelak di hari kiamat dikumpulkan bersama para mujahidin fi Sabilillah. Tanpa harus melangkah di medan jihad atau mengeluarkan biaya, atau berhadapan dengan musuh. Atau agar dikumpulkan bersama orang yang rajin puasa dan tahajud”.

Pemaparan hadis dan keterangan di atas bisa menjadi motivasi bagi seseorang yang bercita-cita untuk menafkahi seorang janda.

Terutama janda yang memiliki anak, yang biasa disebut anak yatim. Ada keberkahan tersendiri bagi seseorang yang menikahi janda karena ingin menolong anaknya.

Sebagaimana keutamaan besar dalam menyantuni anak yatim. Dari Sahl Ibnu Sa’ad, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]. (HR. Bukhari no. 5304).(jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler