jpnn.com -
JAKARTA - Indra J Piliang, seorang intelektual yang meninggalkan kampus untuk terjun ke panggung politik pesimistis kepada panitia hak angket DPR-RIDia menuding, hak angket itu cuma sebatas politisasi.”Saya kira tugas panitia angket itu bukan memanggil-manggil orang, tapi melakukan penyidikan
BACA JUGA: Korupsi, Indra Siap Tembak Kepala Sendiri
Harus dikejar semua, jangan dipolitisasi lagi,” terang Indra ketika menjadi pembicara dalam acara bertajuk Polemik Artis dan Intelektual Jadi Politisi di Warung Daun, Jakarta Selatan, Sabtu siang (9/8).Indra mencontohkan, politisasi itu misalnya atas rencana panitia hak angket DPR memanggil presiden, karena presiden memegang tampuk kekuasaan
BACA JUGA: Kejar Senayan, Siap Lego Rumah
Tapi lebih ke bawah duluBACA JUGA: Ikang-Marissa, Seranjang Lain Perahu
Saya khawatir sekali, panitia angket ini tidak punya pengalamanPadahal dokumen-dokumen itu sampai satu gudangKok, bicara panggil presiden dan sebagainya, itu belum saatnya,” tukasnya.Indra menyatakan khawatir panitia hak angket DPR tidak mampu melakukan penelusuran mendalam atas alasan kenapa BBM (bahan bakar minyak) dinaikkan”Kalau langsung memanggil presiden, saya kira hanya akan mendapatkan jawaban kenapa BBM itu diputuskan naikTapi bagaimana alur kerjanyaMestinya bukan presiden dulu, tapi dimulai dari pejabat terkait, periksa tim kerjanya duluArtinya panitia angket ini membutuhkan para ahli dan penyidik-penyidik untuk pencarian data dalam penelusuran dokumen.”
Setelah itu, kata Indra, barulah ada keseimpulan panitia angket”Kalau presiden yang langsung dipanggil, saya khawatir jawabannya hanya normative dan tidak ada apa-apa sebetulnyaKok langsung presiden dipanggil, jangan-jangan angket ini hanya sekedar kamuflase saja, artinya tidak substantivePadahal ini peyidikan,DPR berubah menjadi jaksa, berubah menjadi intelSaya pesimis dengan kemampuan yang dimiliki oleh panitia hak angket sekarang,” cetusnya.(gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Dukung Pemilik Ide Gila
Redaktur : Tim Redaksi