JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mengaku menandatangani surat rekomendasi tentang penunjukkan langsung terhadap rekanan Departemen Kesehatan dalam proyek pengadaan alat kesehatan dan perbekalan dalam rangka menghadapi wabah flu burung. Siti berdalih penandatanganan surat itu atas arahan dari mantan Sekretaris Jenderal Kemenkes, Sjafii Ahmad.
"Saya memang menandatangani rekomendasi penunjukkan langsung itu. Tetapi itu juga atas arahan Pak Sekjen. Karena saya merasa dia lebih lama di Kemenkes dibanding saya, jadi saya ikut saja," kata Siti saat bersaksi dalam persidangan terdakwa Ratna Dewi Umar, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (8/7).
Anggota majelis I Made Hendra bertanya ke Siti soal kewenangannya sebagai menteri. Made merasa heran karena Siti duduk sebagai Menkes tapi tidak tahu soal rincian proyek alkes.
"Jadi kapasitas Anda sebagai menteri itu bagaimana? Kok proyek malah diserahkan ke bawahan. Padahal Anda sebagai Pengguna Anggaran kan juga perlu tahu," tanya Made Hendra.
Namun, Siti tetap berkilah hal itu tidak bertentangan dengan aturan. Menurutnya, penandatanganan rekomendasi itu lantaran terdesak dalam situasi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus flu burung.
"Memang buat proyek di bawah Rp 50 miliar saya tidak perlu tanda tangan persetujuan. Tapi ya saya kan terpaksa menandatangani karena situasi KLB itu," lanjut Siti.
Tapi hakim tak puas dengan jawaban Siti. Sebab, proyeknya sudah dipecah-pecah hingga nilanya tidak sampai Rp 50 miliar dan tak butuh rekomendasi Siti selaku Menkes. "Berarti keterangan saudara tidak konsisten dong," kata Made Hendra.
Namun, Siti tetap berkilah langkah itu karena mengikuti arahan Sekjen Depkes. "Saya merasa jawaban saya tetap konsisten," jawab Siti.
Sedangkan Ketua Majelis Hakim, Nawawi Ponolango, karena Siti banyak menjawab lupa saat dicecar hakim soal proses pengadaan alkes.
"Baik, Anda selalu mengatakan lupa saat ditanya soal proses pengadaan alat kesehatan. Memberi gambaran majelis hakim betapa sibuknya seorang menteri. Luar biasa, itu hak saudara ya," sindir Nawawi.
Namun, Siti beralasan tidak mengurus satu persatu proyek karena kesibukannya dan sering bertugas ke luar negeri. "Saya lupa yang mulia, karena saya tidak mengurusi satu per satu," pungkas Siti. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siti Tak Pernah Bahas Proyek Alkes dengan Eselon II
Redaktur : Tim Redaksi