Hakim Batalkan Vonis Mati Bandar Narkoba, Kompol Wadi: Melukai Rasa Keadilan Masyarakat

Senin, 28 Juni 2021 – 19:30 WIB
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Wadi Sa'bani (dua dari kiri) ketika merilis penangkapan kasus narkoba jenis tembakau sintetis di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Rabu (23/6/2021). Foto: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

jpnn.com, JAKARTA - Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Wadi Sa'bani menyesalkan hakim membatalkan vonis mati terhadap para terpidana kasus narkoba di Banten dan Bandung.

Apalagi, saat momentum peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2021, lanjut dia, bertentangan dengan semangat memberantas barang haram itu.

BACA JUGA: KH Akhmad Khudori Minta Hukuman Mati Terhadap Gembong Narkoba Harus Dilakukan, Jika Tidak...

"Pembatalan tuntutan hukuman mati terhadap bandar besar narkoba ini melukai rasa keadilan masyarakat," kata Wadi Sa'bani di Jakarta, Senin (28/6).

Sebelumnya, penyelundupan sabu-sabu seberat 402 kg ke Indonesia melalui Sukabumi, Jawa Barat, digagalkan Satgas Merah Putih pada 3 Juni 2020.

BACA JUGA: Ada Info Baru Kasus Pembunuhan Laskar FPI

Narkotika golongan I itu diselundupkan jaringan internasional dengan dikemas mirip bola.

Sebanyak 14 warga Iran, Pakistan, dan Indonesia dibekuk.

Pengadilan Negeri Cibadak kemudian memvonis 13 dari 14 terdakwa dengan hukuman mati.

Namun, Pengadilan Tinggi (PT) Bandung meloloskan enam dari 13 terpidana kasus sabu 402 kg dari hukuman mati menjadi kisaran hukuman 15-18 tahun penjara.

Tak hanya di Bandung, Pengadilan Tinggi (PT) Banten juga menganulir hukuman mati dua terpidana Bashir Ahmed dan Adel menjadi 20 tahun penjara.

Keduanya terjerat kepemilikan sabu-sabu seberat 821 kilogram yang dikirim dari Iran melalui perairan Tanjung Lesung, Banten.

Bashir Ahmed bin Muhammad Umear adalah WNA asal Pakistan dan Adel bin Saeed Yaslam Awadh WNA asal Yaman. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler