JAKARTA – Bukan hanya para pesepakbola yang membutuhkan pemulihan kondisi fisik dalam melakukan serangkaian pertandingan, para hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) juga membutuhkan waktu recovery.
Juru Bicara MK, Akil Mochtar mengatakan dalam pengambilan keputusan, hakim konstitusi butuh proses yang cukup lama dan melelahkan. Dalam penanganan setiap kasus, majelis hakim yang berjumlah 9 orang itu, masing-masing harus membikin pandangannya secara tertulis sebanyak 8 sampai 10 lembar. Setelah itu masuk pada sesi pembasahan secara musyawarah oleh seluruh hakim.
“Pada kesempatan ini para hakim masing-masing saling adu argumen sehubungan kasus yang dibahas. Dan dalam musyawarah ini bisa berlangsung hingga dua pekan,” jelas Akil kepada wartawan di gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).
Mantan politisi Golkar ini menlanjutkan, dalam musyawarah pengambilan keputusan, tak jarang akibat waktu yang mepet serta banyaknya kasus yang harus diputuskan membuat para hakim harus pintar membagi waktu bekerja dan istirahat yang cukup.
“Bisa saja fisik melemah membuat kami terserang sakit. Seperti saya yang saat ini oleh dokter didiagnosa gejala tipes. Tapi biar sakit tetap harus masuk kantor karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” tuturnya.
Menurut Akil saat ini ada sekitar 50-an kasus yang sedang masuk pada proses pemutusan di MK, dan semuanya didesak untuk tuntas secepat mungkin. “Jadi kasus-kasus yang belum diputuskan masih dalam proses pembahasan,” pungkasnya.
Dalam sehari, rata-rata hakim memimpin 3 sampai empat kasus yang disidangkan di Gedung MK. Mulai dari proses permohonan persidangan hingga pemutusan yang hanya dilakukan 9 hakim konstitusi secara. (ras/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Azwar Janji Tuntaskan Pemerataan Guru di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi