Hal-hal yang Bisa Dilakukan Apabila Pasangan Mengalami Gangguan Kesuburan

Jumat, 13 November 2015 – 20:16 WIB
Spesialis Kandungan dan Kebidanan MRCCC Siloam Semanggi dr. Batara Imanuel Sirait, SpOG (K) FER (kanan) bersama Spesialis Kandungan dan Kebidananan MRCCC Siloam Semanggi dr. Alvin Setiawan SpOG (tengah) didampingi Director of MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Melissa Luwia, MHA pada Media Conference di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. FOTO: ist

jpnn.com - JAKARTA - Gangguan kesuburan yang makin dikenal dengan istilah infertilitas, dapat terjadi pada pasangan suami istri. Meki sudah berupaya melakukan hubungan intim secara teratur tanpa proteksi, mereka belum juga diberikan momongan.

Idealnya sebanyak 84 perempuan akan hamil secara alamiah apabila melakukan hubungan suami-istri secara teratur dalam setahun. Tapi, faktanya menunjukkan kondisi infertilitas amat mungkin dialami oleh salah satu pasangan atau bahkan terjadi karena faktor keduanya.

BACA JUGA: Makanan Yang Membantu Membakar Kalori

Spesialis Kandungan dan Kebidanan MRCCC Siloam Semanggi dr. Batara Imanuel Sirait, SpOG (K) FER mengatakan, proses inseminasi merupakan salah satu bentuk penanganan bagi pasangan suami-istri yang menginginkan keturunan.

“Pengawetan fungsi fertilitas, misalnya, pada pasien kanker yang ingin mempertahankan kesuburan atau kemampuannya untuk berketurunan dapat mengawetkan fungsi fertilitasnya. Teknik yang dilakukan dapat dalam bentuk membekukan jaringan reproduksi manusia seperti Embrio, sel telur, sperma, bahkan jaringan indung telur dapat digunakan di kemudian hari, setelah pulih,” kata dr. Batara pada Media Conference di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jumat (13/11).

BACA JUGA: Manfaat Menulis Dengan Tangan Bagi Kesehatan

Menurut Batara, dalam lingkup medis, terutama yang berkaitan dengan kandungan, inseminasi juga dilakukan pada keadaan-keadaan tertentu lainnya. 

Misalnya, infertilitas dengan penyebab tidak jelas. Inseminasi akan dilakukan sebagai penanganan awal dengan menggunakan obat-obatan perangsang ovulasi.

BACA JUGA: Hal Yang Tidak Boleh Anda Lakukan Pada Mata

Kemudian infertilitas yang berhubungan dengan endometriosis. Menurut Batara, penggunaan kombinasi obat akan digunakan untuk memperoleh sel telur yang terbaik. Itu merupakan penanganan awal.

Ada juga infertilitas karena faktor pria. Jika karena faktor ini maka pemeriksaan analisis sperma suami menjadi tahapan awal penilaian kesuburan. Kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan sperma (memilihkan sperma terbaik).

Infertilistas karena faktor serviks. Lendir yang diproduksi saat ovulasi seharusnya memudahkan sperma untuk bergerak dari vagina masuk ke rahim kemudian ke saluran telur. Nah,  bila lendir terlalu kental dapat mengganggu perjalanan sperma. Inseminasi akan memotong jalur tersebut dan menempatkan sperma langsung ke dalam rahim.

Alergi sperma. Sebenarnya jarang terjadi wanita mengalami alergi terhadap protein yang terdapat dalam sperma. Ejakulasi dalam vagina menyebabkan kemerahan, perasaan terbakar dan bengkak. Inseminasi menjadi cukup efektif menolong pada keadaan ini karena umumnya protein dalam cairan ejakulat juga akan tertuang pada pemrosesan sebelum inseminasi.

Pentingnya pengasuhan sebelum persalinan

Selain menjadi pusat rujukan penanganan fertilitas, MRCCC Siloam Semanggi juga menyediakan layanan antenatal yang komprehensif. 

Pelayanan antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum proses bersalin berlangsung. Tahukah Anda, asuhan antenatal adalah salah satu agenda penting yang perlu dilakukan, demi menjamin proses alamiah kelahiran berjalan normal serta sehat.

Pada kesempatan yang sama, Spesialis Kandungan dan Kebidananan MRCCC Siloam Semanggi dr. Alvin Setiawan SpOG menjelaskan, banyak hal yang bisa diperoleh oleh ibu hamil melalui pemeriksaan antenatal yang teratur.

Di antaranya menjaga hubungan dokter sebagai tenaga kesehatan terjalin baik dengan ibu hamil serta keluarganya, terutama yang berkaitan dengan komunikasi serta konseling dua arah yang memadai.

“Konseling adalah proses interaktif antara tenaga kesehatan dan ibu serta keluarganya, selama proses tersebut tenaga kesehatan mendorong ibu untuk saling bertukar informasi dan memberikan dukungan dalam perencanaan atau pengambilan keputusan serta tindakan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu,” ujar dr. Alvin. (mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Mudah Membantu Penderita Serangan Jantung, Stroke atau Kejang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler