BUMIAYU - Sejumlah petani padi di Desa Buniwah, Kecamatan Sirampog mengeluh setelah tanaman padi mereka diserang hama tikus. Mughni (51), salah seorang petani di desa tersebut mengaku menderita kerugian cukup besar akibat padi yang ada di blok Sembun Gregel miliknya rusak akibat hama tikus. Tanaman padi yang dimilikinya mengalai penurunan produksi hingga 40 persen.
"Akibat serangan tikus ini, kami tidak dapat menutup biaya tanam. Saat ini hanya menghasilkan 4,5 ton gabah, padahal dalam kondsi normal bisa mencapai 60 ton gabah," ungkapnya, Sabtu (6/4).
Kondisi ini jelas sangat merepotkan para petani. Selain itu padi yang terserang saat ini memasuki masa panen. Dikatakan Mughni, serangan hama tikus mulai menyerang semenjak masa tanam lalu. "Itu sudah bisa di pastikan, jika sering turun hujan pada malam hari pasti tikus datang," ujarnya.
Menurut dia, serangan hama tikus di wilayah pertaniannya merupakan kondisi yang sering terjadi berulang kali setiap tahunnya. Namun demikian, dirinya mengaku tidak kapok dan tetap akan kembali mengolah lahan pertaniannya untuk ditanami kembali.
"Kami hanya pasrah, karena hanya dari bertani kami bisa dapat menyokong perekonomian untuk keluarga. Serangan hama tikus sudah menjadi bagian dari resiko yang kami hadapi sebagai petani," kata Mughni.
Shodik pengurus Gapoktan membenarkan serangan hama tikus di wilayahnya tersebut. Dijelaskan, dari total luas lahan pertanian 200 hektar yang ada di desanya, serangan hama tikus terjadi merata. "Upaya yang dilakukan dengan menggunakan racun tikus tidak berarti, akibat serangan tikus yang terjadi merata di sini, para petani mengalami kerugian," jelasnya.
Serangan hama tikus juga terjadi di Kecamatan Banjarharjo. Di Banjarharjo, tikus menyerang padi yang sudah mulai berbuah. Untuk mengatasi itu, sejumlah anggota Koramil 14/Banjarharjo Kodim 0713/Brebes melaksanakan program basmi tikus pemakan padi.
Sejumlah petani setempat mengatakan tikus saat-saat ini merusak tanaman padi masyarakat sekitar. Untuk mengatasinya, masyarakat bersatu dengan Koramil melaksanakan kortek tikus pengganggu dan pemakan padi.
"Selama ini memang petani hanya diam dan menyaksikan padinya amblas dimakan si ekor blancir itu, namun dengan sigapan tanggapan para warga dan TNI memberikan ide untuk membasmi tikus dengan cara ditangkap, bukan diracun dengan pestisida," ujar Danramil 14/Banjarharjo Kapten Inf Suparmono, di selah-sela pencarian dengan masyarakat yang sawahnya diserang hama tikus. (pri)
"Akibat serangan tikus ini, kami tidak dapat menutup biaya tanam. Saat ini hanya menghasilkan 4,5 ton gabah, padahal dalam kondsi normal bisa mencapai 60 ton gabah," ungkapnya, Sabtu (6/4).
Kondisi ini jelas sangat merepotkan para petani. Selain itu padi yang terserang saat ini memasuki masa panen. Dikatakan Mughni, serangan hama tikus mulai menyerang semenjak masa tanam lalu. "Itu sudah bisa di pastikan, jika sering turun hujan pada malam hari pasti tikus datang," ujarnya.
Menurut dia, serangan hama tikus di wilayah pertaniannya merupakan kondisi yang sering terjadi berulang kali setiap tahunnya. Namun demikian, dirinya mengaku tidak kapok dan tetap akan kembali mengolah lahan pertaniannya untuk ditanami kembali.
"Kami hanya pasrah, karena hanya dari bertani kami bisa dapat menyokong perekonomian untuk keluarga. Serangan hama tikus sudah menjadi bagian dari resiko yang kami hadapi sebagai petani," kata Mughni.
Shodik pengurus Gapoktan membenarkan serangan hama tikus di wilayahnya tersebut. Dijelaskan, dari total luas lahan pertanian 200 hektar yang ada di desanya, serangan hama tikus terjadi merata. "Upaya yang dilakukan dengan menggunakan racun tikus tidak berarti, akibat serangan tikus yang terjadi merata di sini, para petani mengalami kerugian," jelasnya.
Serangan hama tikus juga terjadi di Kecamatan Banjarharjo. Di Banjarharjo, tikus menyerang padi yang sudah mulai berbuah. Untuk mengatasi itu, sejumlah anggota Koramil 14/Banjarharjo Kodim 0713/Brebes melaksanakan program basmi tikus pemakan padi.
Sejumlah petani setempat mengatakan tikus saat-saat ini merusak tanaman padi masyarakat sekitar. Untuk mengatasinya, masyarakat bersatu dengan Koramil melaksanakan kortek tikus pengganggu dan pemakan padi.
"Selama ini memang petani hanya diam dan menyaksikan padinya amblas dimakan si ekor blancir itu, namun dengan sigapan tanggapan para warga dan TNI memberikan ide untuk membasmi tikus dengan cara ditangkap, bukan diracun dengan pestisida," ujar Danramil 14/Banjarharjo Kapten Inf Suparmono, di selah-sela pencarian dengan masyarakat yang sawahnya diserang hama tikus. (pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Tutup Paksa Pengolahan Limbah
Redaktur : Tim Redaksi