RAMALLAH - Meski dialog damai dengan Israel batal terlaksana, persiapan Palestina menjadi negara merdeka jalan terusRabu lalu (27/4), para petinggi Hamas dan Gerakan Fatah menggelar pertemuan membahas kemerdekaan Palestina
BACA JUGA: Gencatan Senjata Hanya Bertahan Sehari
Dua kubu sepakat berdamaiBACA JUGA: Korban Tewas Badai Alabama Capai 310 Orang
Kesepakatan Hamas dan Fatah itu menjadi kabar baik pertama bagi publik Palestina sejak kedua kubu terlibat bentrok berdarah di Jalur Gaza pada Juni 2007 lalu
BACA JUGA: Periskop untuk Penonton di Belakang
Sejak saat itu, Hamas menjadi penguasa tunggal GazaSedangkan, Fatah yang diakui dunia sebagai penguasa Palestina lebih banyak menjalankan aktivitas pemerintahan di Tepi Barat.Kini, setelah episode pahit tersebut, Hamas dan Fatah sepakat mengakhiri perseteruan dan bekerja sama mewujudkan kemerdekaan Palestina"Penandatanganan kesepakatan damai akan dilakukan pada 4 Mei mendatang di Kairo (ibu kota Mesir)," ungkap Azzam al-Ahmed kemarin (29/4)Kebetulan, politikus senior Fatah tersebut berperan sebagai ketua delegasi dalam pertemuan dengan Hamas Rabu lalu
Menurut rencana, kesepakatan itu akan diteken oleh Pemimpin Palestina Mahmud Abbas, yang mewakili Fatah, dan Komandan Hamas Khaled MeshaalNantinya, lanjut Ahmed, penandatanganan akan dilakukan di markas besar Liga ArabSebab, selama ini, Liga Arab--terutama Mesir--lah yang banyak berjasa dalam proses rekonsiliasi kedua belah pihak.
Sebelum kembali dipertemukan dalam dialog damai pekan lalu, pertemuan terakhir Abbas dan Meshaal terjadi pada April 2007Tepatnya, enam pekan sebelum baku tembak pecah di Gaza dan membelah Palestina menjadi duaKetika itu, Abbas menemui Meshaal di Kota Damaskus, SyriaSebab, pemimpin Hamas tersebut memang diasingkan di luar negeri
Tampaknya, Abbas memang sengaja tidak memublikasikan proses rekonsiliasi yang sedang diupayakan dengan HamasPemimpin 76 tahun yang dikenal sebagai sosok moderat itu lebih memilih berdamai dengan rival politiknya dan mengabaikan citra Hamas yang radikalDia yakin, Hamas pun punya cita-cita yang sama untuk memerdekakan Palestina
Di sisi lain, kesepakatan damai Fatah dan Hamas menyiratkan kekecewaan mendalam Abbas terhadap Amerika Serikat (AS)Sekutu Israel yang paling santer meneriakkan dialog damai dua negara itu pada akhirnya tak mampu memaksa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu kembali ke meja perundinganIsrael pun tetap ngotot membangun permukiman Yahudi di wilayah sengketa
"Kapanpun, saya siap berdialog damai dengan IsraelTapi, mereka harus berhenti memekarkan permukiman Yahudi di wilayah kami," kata Abbas yang mengaku mendapatkan telepon dari Netanyahu soal kelanjutan konsep jalan damai (roadmap) dua negaraSejauh ini, dialog damai dua negara jalan di tempatTerutama, setelah Israel menolak menghentikan pembangunan di permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Sementara itu, kabar berdamainya Hamas dan Fattah memantik reaksi beragam dari IsraelPara petinggi Negeri Yahudi itu menganggap Abbas salah langkah"Abbas harus memilih antara berdamai dengan Israel atau dengan Hamas," tandas NetanyahuMenurut dia, Abbas tidak akan pernah bisa berdamai dengan Israel dan Hamas sekaligusSebab, Israel tidak akan pernah bisa berdampingan dengan Hamas.
Pendapat yang sama dipaparkan mantan Presiden Shimon Peres dan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor LiebermanPeres menyesalkan langkah Abbas berdamai dengan HamasSedangkan, Lieberman menyatakan bahwa perdamaian Fatah dan Hamas justru akan membuat Palestina makin terjebak dalam sengketa"Teroris Hamas pasti akan berusaha menjadi penguasa tunggal di Tepi Barat," tudingnya.
Tapi, publik Israel punya pendapat sendiriMeski para petinggi negeri itu mengecam perdamaian Hamas dan Fatah, rakyat justru menyambut baik rencana rekonsiliasi tersebutDalam survei yang dilakukan harian Yediot Aharonot kemarin, diketahui bahwa sebanyak 48 persen responden mendukung penuh kesepakatan damai Hamas dan Fatah
Para responden itu yakin bahwa Netanyahu justru harus berperan aktif mendukung terwujudnya perdamaian di Palestina"Saat ini, PM harus mampu melahirkan ide diplomatik yang mendukung terwujudnya perdamaian dua kubu Palestina yang saling berseberangan itu," kata seorang responden dalam laporan yang dirilis Yediot Aharonot kemarin(AP/AFP/hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Romantis dari Charles - Diana
Redaktur : Tim Redaksi