Loudspeaker yang terpasang di sejumlah gedung di wilayah yang digempur Israel selama delapan hari terakhir itu dengan cepat turut menyebarkan kabar tersebut.
Hamas, kelompok yang menguasai wilayah berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa itu, juga memuji serangan tersebut. "Hamas merestui serangan di Tel Aviv itu dan menganggapnya sebagai respons yang wajar atas pembantaian yang dilakukan Israel (di Gaza)," ujar Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters, Rabu (21/11).
Menurut dia, Hamas dan berbagai faksi perjuangan Palestina lainnya akan menggunakan beragam cara untuk melindungi warga Palestina dari kekejaman Israel. "Kami akan terus melakukan itu kalau dunia masih saja membiarkan agresi Israel," lanjutnya.
Bus tersebut meledak ketika melintas di dekat gedung pertahanan nasional Israel. Seluruh jendela hancur dan kaca depan berhamburan ke aspal jalanan. Bagian dalam bus juga terbakar serta menghitam.
Belum diketahui persis jumlah penumpang dalam bus saat kejadian berlangsung. Tapi, mengutip seorang saksi, BBC melansir penumpangnya hanya beberapa orang. Jadi, sangat mungkin korban terbanyak justru orang-orang yang tengah melintas di dekat bus saat bom menyalak.
Pihak berwenang langsung memblokade lokasi kejadian. Keamanan ditingkatkan ke level 4. Sekolah-sekolah juga diinstruksi agar melarang para murid keluar gedung sampai kondisi dinyatakan aman.
Peledakan tersebut menjadi teror bom pertama di Tel Aviv selama enam tahun terakhir. Pengeboman terakhir berlangsung pada April 2006 di dekat terminal bus lama kota berpenduduk lebih dari 400 ribu orang tersebut dan menewaskan 11 orang.
Sebagaimana dilaporkan harian Israel Haaretz, dua di antara 21 korban luka berkondisi kritis, tiga mengalami luka sedang, dan sisanya hanya terluka ringan.
Sekitar setengah jam setelah kejadian, polisi setempat menangkap seorang pria yang diduga sebagai pelaku peledakan. Tapi, tak lama kemudian, dia dilepas kembali karena tak terbukti.
Kepolisian Tel Aviv selanjutnya menyatakan tengah mengejar dua terduga pelaku. Sementara itu, Al Arabiya merilis, salah seorang pelaku adalah perempuan. "Latar belakang dan detail kejadian masih belum jelas," kata Juru Bicara Kepolisian Tel Aviv Luba Samri kepada AFP.
Sementara itu, Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, langsung menyebut peledakan bus itu sebagai serangan teroris. "Untunglah, mayoritas korban hanya mengalami luka ringan," katanya.
Meski Hamas dan warga Gaza menyambut gembira serangan itu, dikhawatirkan peledakan bus tersebut akan menjadi justifikasi bagi Israel untuk semakin brutal menyerang Gaza.
Padahal, jumlah korban tewas sejak gempuran pertama pada Rabu pekan lalu saja sudah mencapai 139 jiwa dan 950 lainnya terluka berbanding lima tewas dan 15 luka di Israel. (c5/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gila! Israel Merasa Bebas Membunuh Warga Gaza
Redaktur : Tim Redaksi