Hambat Penegakan Syariah, Polisi jadi Target Teroris

Rabu, 05 September 2012 – 22:52 WIB
JAKARTA - Sejak tahun 2011 lalu, kepolisian menjadi target utama dalam aksi teror sejumlah kelompok teroris yang saling berafiliasi. Hal ini karena polisi dianggap sebagai penghambat teroris dalam menjalankan misi mereka menegakkan Syariah Islam. diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di kantor Humas Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/9).

"Memang ini ada kaitan dengan upaya-upaya perjuangan mereka ingin memperjuangkan tegaknya Syariah Islam dalam kesatuan negara RI berdasarkan Pancasila Undang-Undang Dasar 1945. Kepolisian dianggap sebagai pihak yang menghambat dan menghalang-halangi,"papar Boy.

Jaringan teroris ini juga melakukan aksi mereka sebagai bentuk balas dendam pada polisi yang dianggap menghalang-halangi misi mereka melalui penangkapan terhadap pendahulu sebelumnya. "Mereka kecewa dan mereka ingin agar orang-orang yang ditahan sekarang dibebaskan dari tuntutuan hukuman," paparnya.

Boy menyebutkan perkembangan motif dan jaringan terorisme di Indonesia berbeda-beda dalam beberapa tahun terakhir. Dimulai dari kelompok Jamaah Islamiah (JI). Target mereka adalah orang maupun kepentingan yang berhubungan dengan negara-negara barat. Mereka memandang, saudara-saudara mereka di negara Timur Tengah seringkali tertindas oleh negara barat. Oleh karena itu, target mereka adalah semua yang berhubungan dengan mancanegara yang dianggap liberalis.

"Merasa ada ketidakadilan bagi mereka karena melihat ada yang tertindas. Itu fakta-fakta lama yang terungkap," kata Boy.

JI berjaya pada tahun 2002, 2003, 2004, 2005. Saat itu mereka aktif merencanakan teror bom Bali I dan II. Namun, pada tahun 2006, setelah kelompok Amrozi dan Imam Samudera cs diringkus Densus 88 Antiteror, kata Boy, ada pergeseran motif dari jaringan teroris tersebut . Mereka menebar  kebencian kepada aparat negara, dan petugas kepolisian. Dalam hal ini polisi yang menjadi musuh utama mereka. "Beberapa kali penyerangan terhadap petugas sudah dilakukan,"kata dia.

Adapun serangan-serangan terhadap polisi terjadi di beberapa wilayah di antaranya penembakan terhadap petugas kepolisian di Pos Lantas  Purworejo, peristiwa penyerangan di Mapolresta Cirebon. Selain itu, di Medan juga terjadi penyerangan pada polisi di Polsek Ampar Merah.

Teroris juga menyerang anggota Polda Sulawesi Tengah yang sedang melakukan pengamanan sebuah bank swasta. Terakhir selama di Solo, jaringan teroris baru seperti Bayu cs juga tak tanggung-tanggung selama bulan Agustus melakukan aksi teror pada polisi.

"Jadi itulah rentetan-rentetan yang menggambarkan sudah ada perubahan pola penyerangan atau yang dijadikan target oleh mereka. Jadi itulah fakta yang ada. Mungkin kalau kita bandingkan dengan negara lain tidak bisa,"pungkas Boy. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Website Jaringan Teroris Solo

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler