jpnn.com - JAKARTA - Kuburan Belanda di Kampung Penampungan, Kelurahan Menteng Atas Jakarta Selatan, Sabtu (10/12) terlihat ramai ketimbang biasanya. Keramaian itu bukan karena ada prosesi pemakaman, tetapi justru karena luapan rasa kebahagiaan.
Kuburan itu menjadi lokasi pernikahan massal. Ad1 15 pasangan yang ikut nikah massal yang diselenggarakan Forum Cepat Tanggap Indonesia (Fota Center) itu.
BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan Ahok Mengincar Lahan Eks Kedubes Inggris
Ketua Umum Fota Cente Fonda Tangguh mengatakan, 15 pasangan suami istri (pasutri) yang ikut nikah massal itu berasal dari berbagai latar belakang. “Rata-rata sebelumnya hanya nikah siri, atau belum pernah menikah,” ujarnya di sela-sela acara.
Fonda menyebut ide pernikahan massal itu dari Sekjen Fota Center, Lidya Bakrie. “Beliau mendengar dari laporan masyarakat bahwa di kampung penampungan ini banyak yang belum nikah resmi,” kata Fonda.
BACA JUGA: Sudah Dipanggil Berkali-kali, Pria Tanpa Identitas ini Tewas Tertabrak KA
Menurutnya, pernikahan itu bukan saja untuk kepentingan pasangan yang menikah saja. Sebab, keabsahan pernikahan juga diperlukan bagi anak-anak mereka.
“Kami melihat ke depan, karena kalau tidak menikah resmi, kasihan anak-anak mereka. Tidak bisa punya akta,” lanjut Fonda.
BACA JUGA: Oalah... Ternyata Ini Penyebab Martinus Panjat Papan Reklame
Karenanya FOTA Center menggaet kantor urusan agama (KUA) setempat untuk mengirim penghulu guna menikahkan ke-15 pasangan itu. “Kita pilih 15 pasangan untuk dinikahkan, semua tidak kita pungut biaya,” sambungnya.
Prosesi pernikahannya pun berlangsung khidmat dan sakral. Ke-15 pasangan pengantin berdandan dengan mengenakan kebaya modern. Mereka didandani oleh 6 mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ) selama dua jam lebih.
Menariknya, meskipun lokasi Kampung Penampungan itu terletak di tengah-tengah Kuburan Belanda Menteng Pulo, namun suasana pernikahan massal sama seperti pernikahan pada umumnya.
Beberapa dekorasi dari bahan kardus bekas dan kaleng plastik nampak menghiasi berbagai sudut kampung.
Jamuan makanan pun tersedia. Mulai jajanan pasar hingga makanan berat berupa nasi kotak.
Sementara salah satu pasangan pengantin yang ditemui wartawan, Agus Jumadi dan Tuti Sadiah mengaku sangat bahagia karena secara resmi terikat dalam pernikahan. Sebab, sudah bertahun-tahun Jumadi dan Tuti hanya menyandang status nikah siri.
“Ini seperti mimpi saja, karena sudah bertahun-tahun menikah siri, baru hari ini kami bisa melangsungkan pernikahan,” ujar Tuti.
Hal senada disampaikan Jaenudin dan Sri Hartati yang sampai berurai air mata. “Saya tidak bisa ngomong untuk menyampaikan kegembiraan ini,” ujar Sri.(elf/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Bendera Merah Putih, Martinus Nyaris Bunuh Diri dari Puncak Papan Reklame
Redaktur : Tim Redaksi