jpnn.com, JAKARTA - Jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, tercatat mencapai angka terendah, Senin (13/9) sejak setahun terakhir.
Menurut Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI dr Tugas Ratmono, jumlah pasien yang dirawat tercatat hanya tinggal 556 orang.
BACA JUGA: Muhaimin Iskandar Segera Direklarasikan sebagai Kandidat Presiden
Angka tersebut hanya menyentuh 7,04 persen dari kapasitas yang ada, atau terendah sejak setahun terakhir.
“Alhamdulillah ini tentu perjuangan semua pihak, mudah-mudahan jumlah pasien terus menurun,” ujar Mayjen Tugas Ratmono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/9).
BACA JUGA: PDIP Teratas, Perindo Buat Kejutan, Pengamat Bilang Begini
Pandemi COVID-19 menunjukkan tanda-tanda melandai dan menuju titik akhir.
Pasien COVID-19 RSDC Wisma Atlet Kemayoran jumlah terendah sejak setahun terakhir.
BACA JUGA: Pihak yang Mengisukan Megawati Kritis Bertobatlah!
Namun, semua kalangan diminta tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Tercatat, jumlah pasien COVID-19 di RSDC sebanyak 549 orang pada 15 Juni 2020.
Jumlah pasien COVID-19 tertinggi di Wisma Atlet Kemayoran terjadi pada 30 Juni 2021 sebanyak 7.167 orang.
“Kalau dilihat dari titik puncaknya pada 30 Juni 2021 sebanyak 7.167 pasien, tentu angka yang sekarang 556 pasien patut disyukuri,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Pusat Kesehatan TNI itu.
Sejak RSDC Wisma Atlet Kemayoran didirikan pada 23 Maret 2020, jumlah pasien yang berkunjung mencapai 100.037 pasien.
Dari jumlah tersebut, 98.646 pasien menjalani rawat inap.
“Total angka kesembuhan 98,16 persen,” kata dia.
Menurut Mayjen Tugas jika melihat grafik pasien COVID-19, diindikasikan muncul tanda-tanda kondisi pandemi sudah melandai.
“Kita harapkan terus di bawah angka 500 pasien. Kalau itu tercapai pandemi akan memasuki fase akhir yaitu dari pandemi menjadi endemi,” katanya.
Hanya saja, dokter lulusan FK UGM tahun 1990 itu mengingatkan semua kalangan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Dia merujuk data Mei 2021.
Kala itu, kata dia, tepatnya 18 Mei 2021, jumlah pasien COVID-19 sebanyak 893 orang.
Namun, tak disangka setelah itu terjadi lonjakan pasien COVID-19 yang puncaknya berlangsung Juni-Juli 2021.
“Kita semua tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Tidak tertutup kemungkinan adanya varian baru yang lebih infeksius."
"Maka kewaspadaan dengan protokol kesehatan harus dijalankan semua kalangan,” ucap Mayjen Tugas.
Dia menegaskan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan tetap merupakan cara terbaik menghentikan rantai penularan COVID-19.
Orang yang sudah divaksin pun harus tetap disiplin protokol kesehatan 3M.
“Terbukti kalau kita disiplin menjalankan protokol kesehatan, angka pasien di rumah sakit termasuk di Wisma Atlet ini berkurang."
"Jadi protokol kesehatan itu nomor satu sampai pandemi COVID-19 sudah benar-benar dinyatakan usai,” pungkas Mayjen Tugas.(Antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang