Hamdalah, Para Pelaku UMKM Mulai Merasakan Manfaat Program PEN

Senin, 06 Juli 2020 – 22:44 WIB
Para pelaku UMKM penerima Program PEN saat hadir dalam jumpa pers di Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (6/7). Foto: Kemenkop UKM

jpnn.com, JAKARTA - Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merasa sangat terbantu dengan Program Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada masa pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19).

Melalui program tersebut, pemerintah mengucurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sekaligus subsidi bunga bagi pelaku UMKM.

BACA JUGA: Hampir 1,5 Juta Debitur Sudah Nikmati Tambahan Subsidi Bunga KUR dari Program PEN

Salah satu penerima KUR bagian PEN adalah Zaenab. Penghasilannya dari usaha warung kelontong anjlok gara-gara pandemi penyakit yang belum ada obatnya itu.

"Pendapatan warung kelontong milik saya drop hingga 90 persen. Untungnya, ada kebijakan dari pemerintah, yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus untuk pelaku UMKM yang amat meringankan beban dengan subsidi bunga cicilan,” ujar Zaenab di kantor Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Jakarta, Senin (6/7).

BACA JUGA: Kemenkop dan UKM Gandeng Perbarindo Untuk Percepat Penyaluran Anggaran PEN Bagi UMKM

Zaenab menyampaikan pengakuannya di hadapan Sekretaris Kemenkop UKM Prof Rully Indrawan dan Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari dan awak media. Menurut Zaenab, dirinya memperoleh KUR pada 31 Juli 2019 dengan cicilan per bulan Rp 2,48 juta.

Namun, kini Zaenab memperoleh penundaan angsuran selama enam bulan ke depan. "Saya juga mendapat subsidi tambahan sebesar Rp 2,1 juta. Jadi, angsuran per bulan yang harus saya bayar hanya Rp 300 ribuan saja," ucap Zaenab.

BACA JUGA: Kemenkop dan UKM Menginisiasi Pembentukan Pusat Informasi Pemulihan Ekonomi KUMKM

Hal serupa dialami Dedi Achyadi yang juga pedagang kelontong. COVID-19 telah membuat omzet usahanya turun drastis.

"Saya nyaris bangkrut,” keluhnya.

Memang, sebelumnya Dedi memperoleh KUR dari BRI sebesar Rp 50 juta. Namun, dia punya kewajiban membayar cicilan KUR Rp 2,9 juta per bulan.

Oleh karena itu Dedi merasa terbantu PEN untuk UMKM. "Cicilan saya per bulan sebesar Rp 2,9 juta. Dengan adanya program PEN, saya hanya mencicil angsuran pokok sebesar Rp 134 ribu", tuturnya.

Begitu pula dengan Trisnowati yang menjalankan UMKM alat-alat memasak. Sebelum COVID-19 melanda, dia bisa menjual paling tidak lima unit alat masak per hari.

“Undangan demo masak pun datang setiap hari, tetapi selama pandemi semuanya hilang", ungkap Trisnowati.

Saat pandemi melanda, Trisnowati juga punya kewajiban mencicil kredit Rp 13 juta per bulan. Sebab, sebelumnya dia memperoleh pinjaman Rp 500 juta.

Tentu saja cicilan Rp 13 juta per bulan bukan hal ringan bagi Trisnowati. "Alhamdulillah, dengan kebijakan PEN dari pemerintah, saya mendapat penangguhan untuk pembayaran angsuran pokok", kata dia.

Dengan PEN itu pula Trisnowati hanya mengangsur sebesar Rp 1,68 juta per bulan. Setelah mendapat tambahan subsidi bunga dari pemerintah, Trisnowati hanya wajib membayar sebesar Rp 300 ribuan saja.

"Alhamdulillah, dari uang yang ada, yang seharusnya untuk membayar cicilan KUR, bisa saya putar kembali untuk usaha. Kini, saya beralih ke penjualan online. Meski belum sebagus waktu saat normal, namun penjualan secara online yang saya lakukan, mulai terlihat hasilnya", jelas Trisnowati.

Dalam kesempatan sama Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari mengatakan, pihaknya selama pandemi Covid-19 melakukan tiga langkah strategis. Yaitu, penyelamatan pelaku UMKM, implementasi program PEN, serta tetap menyalurkan kredit UMKM.

"Selama lima bulan pandemi ini, Bank BRI sudah menyalurkan KUR sebesar Rp 56 triliun dari target sebesar Rp 120 triliun. Kami optimistis KUR akan tersalurkan seluruhnya hingga akhir tahun,” ucapnya.

Supari menambahkan, UMKM harus ditopang dengan permodalan baru ketika aktivitas ekonomi masyarakat sudah kembali menggeliat. Oleh karena itu BRI akan terus menerapkan PEN.

"Kami akan mengimplementasikan seluruh kebijakan PEN. Salah satunya, subsidi bunga untuk memperpanjang napas usaha UMKM", kata Supari.

"Bank BRI akan terus mendampingi dan memberdayakan UMKM, bahkan ketika nasabah melakukan perubahan usaha dari offline ke online dengan tujuan efisiensi", tandas Supari.

Supari meyakini langkah BRI ke depan akan lebih cepat dalam mengakselerasi implementasi kebijakan PEN. "Selama Mei-Juni 2020 kami sudah menyelamatkan 2,7 juta UMKM dengan nilai kredit sebesar Rp 110 triliun", tambah Supari.

Sementara Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengatakan, hingga saat ini baru ada empat bank yang telah mengajukan klaim atas dana talangan dalam program PEN untuk sektor UMKM. Keempat bank tersebut adalah BRI, BNI, Mandiri, dan BPD Kaltimtara.

"Sebagai kuasa pengguna anggaran kami terus mendorong agar bank-bank penyalur KUR segera melakukan klaim ke pemerintah", kata Prof Rully.

Pasalnya, jika tidak ada klaim yang diajukan, akan terjadi keterlambatan pembayaran pemerintah atas biaya-biaya yang dikeluarkan bank penyalur.

"Sementara Presiden Joko Widodo secara tegas meminta agar kementerian dan lembaga mempercepat realisasi dan pencairan dana PEN khusus KUMKM yang dipatok sebesar Rp 123,46 triliun,” pungkas Prof Rully.(ikl/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler