Menurut sebuah laporan terbaru yang diterbitkan Badan PBB – yang mengurusi masalah anak- ‘UNICEF’, 1 dari 3 orang di seluruh dunia masih belum memiliki akses ke toilet yang layak.
Kemajuan sanitasi sedikit tak sejalan dengan tujuan pembangunan millennium atau ‘Millennium Development Goals’ (MDGs) yang dicetuskan PBB pada tahun 1990.
BACA JUGA: Malam Ini, Jupiter dan Venus Tampak Berdampingan Begitu Dekat
MDGs menetapkan target untuk meningkatkan sanitasi dan saluran air di seluruh dunia.
UNICEF India telah memulai kampanye untuk menghapuskan aktifitas buang air besar di tempat terbuka (Foto: Reuters)
BACA JUGA: Pejabat Australia Ragukan Peran China dalam Kepemimpinan Global
Laporan itu mengatakan, hampir 1 miliar orang di dunia buang air besar di tempat terbuka, meningkatkan resiko penyebaran bakteri.
Manajer media UNICEF Australia, Kate Moore, mengatakan, sanitasi yang buruk menyebabkan kematian anak-anak, yang disebabkan oleh penyakit yang tersebar melalui air.
BACA JUGA: Pesta Kembang Api Terbesar di Australia Utara Digelar Malam Ini
"Kami memiliki masalah dengan menyebarnya penyakit dan resikonya terhadap anak-anak, pihak yang paling rentan dalam situasi ini," sebutnya.
Sejak tahun 1990, telah ada langkah besar di beberapa area, dengan UNICEF melaporkan bahwa 2,6 miliar orang di dunia telah memperoleh akses ke air minum bersih dalam 25 tahun terakhir.
Tapi wakil ketua Dewan Saluran Air Dunia, Shayne La Combre, mengatakan, kemajuan itu ternyata jauh lebih lambat pada bidang sanitasi.
"Itu membutuhkan kapasitas dan infrastruktur sedikit lebih banyak dan, saya pikir, ini sekarang fokus barunya," utaranya.
Ia menambahkan, "Semakin kita mendapat akses ke air minum segar, semakin kita sekarang perlu untuk memastikan sanitasi berada pada tingkat yang bisa diterima."
Sanitasi yang buruk menyebarkan virus dan bakteri yang menyebabkan kebutaan, diare dan bahkan kematian.
Shayne mengatakan, beberapa warga Australia akan terkejut untuk mengetahui banyaknya warga Aborijin terpencil yang juga tak memiliki sanitasi atau air minum layak.
"Orang-orang berpikir tentang Inggris Victoria, mereka tidak mengerti bahwa penyakit ini masih sangat lazim," utaranya.
"Kami punya komunitas di mana- karena kegagalan untuk memiliki akses ke air minum yang aman- [orang] yang terkena risiko yang sama kami kaitkan dengan negara-negara dunia ketiga," sambungnya.
Target sanitasi belum terpenuhi
Anak-anak di Asia Selatan dan di negara-negara di sub-Sahara Afrika adalah yang paling rentan, sebut laporan UNICEF.
Kate mengatakan, jelas ada kekurangan besar pada saluran air yang layak, tapi ia berujar, kebiasaan budaya juga perlu untuk berubah .
"Di India di mana kami menemukan buang air besar di tempat terbuka, kami telah melihat program yang mengajarkan anak-anak tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk menjadi agen perubahan dalam keluarga mereka," ungkapnya.
Ia mengatakan, UNICEF di India telah memulai kampanye ‘Buang Air Besar di Kloset’ untuk mencegah aktivitas buang air besar di tempat terbuka.
PBB telah menetapkan tujuan baru untuk bidang sanitasi – yakni pada tahun 2030, lembaga ini ingin melihat buang air besar di tempat terbuka benar-benar hilang.
Laporan ini mengakui, pada tahap kemajuan saat ini di daerah pedesaan di negara-negara miskin, hal itu tak mungkin terjadi.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Pemasaran Makanan Perlu Diubah Agar Tidak Ada Pemborosan