Hampir 2 Bulan Berperang, Ukraina Baru Embargo Produk Rusia

Senin, 11 April 2022 – 01:53 WIB
Rusia menginvasi Ukraina. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com, KIEV - Ukraina melarang semua impor dari Rusia dan menyerukan kepada negara-negara lain untuk mengikuti langkahnya dengan memberlakukan sanksi ekonomi yang lebih keras lagi terhadap Moskow.

"Hari ini secara resmi kami mengumumkan penghentian sepenuhnya perdagangan barang-barang dengan negara agresor," tulis Menteri Perekonomian Yulia Svyrydenko di laman Facebook miliknya, Sabtu.

BACA JUGA: Kunjungi Indonesia, Menlu Kanada Bakal Bahas Isu Rusia Vs Ukraina

"Mulai saat ini, tidak akan ada lagi produk dari Federasi Rusia yang diimpor ke wilayah negara kami," katanya.

Rusia adalah salah satu mitra dagang utama Ukraina sebelum perang dengan nilai tahunan sekitar 6 miliar dolar AS (Rp 86,22 triliun).

BACA JUGA: Rusia Siap Mendamaikan Armenia dan Azerbaijan

Sejak awal invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari, pertukaran barang dan jasa antara kedua negara bertetangga itu hampir nihil, dan pengumuman pada Sabtu menegaskan kebijakan tersebut menjadi sebuah ketentuan hukum.

"Musuh ini tidak akan bisa lagi menerima dana dari kami karena kami akan terus mengurangi semua potensi yang ada bagi mereka untuk membiayai perang," kata Svyrydenko.

BACA JUGA: Pengusiran Diplomat Rusia Terus Berlanjut, Negara Ini Juga Ikutan

"Langkah ini bisa dicontoh oleh mitra Barat kami dan mendorong mereka untuk memperkuat sanksi terhadap Rusia, termasuk penerapan embargo energi dan isolasi terhadap semua bank Rusia," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berulang kali menyerukan Barat untuk memboikot ekspor minyak dan lainnya dari Rusia dan menghentikan semua ekspor ke Rusia sebagai balasan atas invasi militernya.

Negara-negara Barat telah memberlakukan sejumlah langkah untuk mengisolasi Rusia pada tingkat yang belum pernah dialami negara sebesar itu.

Sementara itu pada Sabtu Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan akan menjatuhkan lebih banyak sanksi pada Rusia. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler